TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kepala SMK Pariwisata Puspa Wisata, Hidayat Mulyana mengungkapkan IS, siswa berkebutuhan khusus yang ditolak hotel untuk mengikuti praktik kerja lapangan (PKL) merupakan pengidap tunagrahita.
Tunagrahita adalah sebutan penyandang disabilitas dengan kemampuan intelektual dan kognitif berada di bawah rata-rata dibandingkan orang pada umumnya.
Menurut Hidayat, hal itu membuat manajemen hotel tak menerima S untuk PKL di tempatnya.
Terlebih, manajemen hotel pun juga mempunyai kriteria untuk merekrut para siswa.
Baca juga: Siswanya yang Berkebetuhan Khusus Ditolak PKL di Hotel, Kepsek: Kami Tidak Bisa Intervensi
"Kalau anaknya si ibu ini (IS) memang tunagrahita, IQ-nya di bawah normal cuma 85, kan susah. Hotel juga punya standar tapi kami enggak bisa intervensi," ucap Hidayat saat dihubungi, Selasa (10/10/2023).
Hidayat menuturkan, perhotelan itu berhubungan langsung dengan klien sehingga kemampuan para siswa yang hendak PKL minimal mendekati kriteria standar pegawai hotel tersebut.
Kendati begitu, Hidayat tak menampik ada pula hotel yang menerima siswanya yang berkebutuhan khusus meski dipekerjakan di bagian kebersihan.
"Di kami juga ada, siswa yang berkebutuhan khusus, tangannya tremor. Jadi, untuk salaman aja dia susah tapi setelah di interview oleh pihak hotel, dia diterima. Kemudian, ada juga yang IQ-nya pas aja diterima," kata dia.
Baca juga: Siswa Berkebutuhan Khusus di Tangsel Ditolak 4 Hotel untuk PKL, Orangtua Khawatir
Untuk itu, Hidayat memastikan SMK Pariwisata Puspa Wisata masih tetap berupaya mencarikan tempat PKL untuk IS meski bukan sesuai jurusannya. Ia meminta orangtua S tetap bersabar.
"Kami tidak melakukan pembiaran, kami tetap berupaya terus untuk mencari hotel yang bisa menerima dia (S). Cuma ibu ini mungkin gimana ya? Masalah PKL belum diterima, ya sabar aja dulu," imbuh dia.
Sebelumnya diberitakan, Indrawati, orangtua siswa berkebutuhan khusus berinisial IS mengadu kepada Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie karena anaknya ditolak hotel untuk mengikuti PKL.
Dalam surat permohonannya, Indrawati berkeluh kesah lantaran anaknya yang duduk di bangku kelas 11 jurusan perhotelan di SMK Pariwisata Puspa Wisata, belum juga mengikuti PKL.
Indrawati menyebutkan, pihak sekolah memang menjanjikan akan mencarikan tempat PKL selama enam bulan bagi para siswa.
Baca juga: Orangtua Siswa Berkebutuhan Khusus Curhat Anaknya Ditolak PKL di Hotel
Namun, IS selalu tak diterima setelah melewati tahap wawancara di sejumlah hotel.
"Biasanya melalui sekolah, dijanjikan tempat untuk magang. Nah, dia sudah wawancara di dua hotel bintang empat dan dua dua hotel bintang tiga, tetapi gagal," kata Indrawati dikutip dari video yang diterima Kompas.com.
Oleh karena itu, IS hanya berdiam diri di rumahnya selama delapan hari. Sementara itu, teman-teman IS telah mendapatkan tempat PKL.
"Sekarang ini sudah hari kedelapan, dia hanya di rumah seorang diri karena belum mendapatkan tempat magang, sementara teman-temannya sudah dapat tempat magang, baik itu kelas 11 jurusan perhotelan maupun perkantoran," ucap Indrawati.
Warga Lengkong Gudang Timur, Tangerang Selatan, itu akhirnya memohon bantuan kepada Benyamin.
Pasalnya, pihak sekolah hingga kini belum menemukan cara agar putranya bisa mendapatkan tempat PKL.
"Saya harus bagaimana? Saya minta tolong, Pak, karena yang saya tahu seorang anak mempunyai hak asasi, human right, belajar, untuk sekolah dan merdeka belajar," ucap Indrawati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.