JAKARTA, KOMPAS.com - Sungguh malang nasib Sersan Mayor (Serma) S pada Senin (9/10/2023) malam.
Pasalnya, anggota TNI itu menjadi korban pengeroyokan oleh sekelompok orang tak dikenal di Jalan Ganceng, Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, sekitar pukul 20.00 WIB.
Orang-orang tak dikenal itu baru tiba usai ditelepon seorang pengemudi motor yang menabrak mobil pikap Serma S.
"Pengemudi sepeda motor menuntut ganti rugi kepada Serma S. Kejadian ini menimbulkan perdebatan," ujar Kapuspen TNI Julius Widjojono dalam keterangan resminya, Selasa (10/10/2023).
Baca juga: Anggota TNI Dikeroyok di Pondok Ranggon Usai Picu Tabrakan
Kejadian bermula saat Serma S sedang melintas di jalanan itu dengan menggunakan mobil pikapnya.
Begitu dia tiba di jalan yang menanjak, terdapat motor yang sedang mogok.
Kebetulan, mobil pikap Serma S berada di belakang mobil pikap lainnya. Di depan mobil itulah motor tersebut mogok.
Mobil pikap yang berada di depan Serma S langsung berhenti mendadak agar tidak menabrak pengendara motor itu.
Di saat itulah Serma S turut berhenti mendadak. Namun, ternyata di belakang mobil pikap Serma S ada seorang pengendara motor.
Baca juga: Kronologi Anggota TNI Dikeroyok di Pondok Ranggon, Berawal dari Rem Mendadak
"Akibat berhenti mendadak, satu unit sepeda motor di belakang mobil Serma S menabrak bagian belakang pikap (korban)," jelas Julius.
Pengendara itu menabrak bagian belakang mobil pikap Serma S. Kemudian si pengendara motor tersebut meminta ganti rugi.
Perdebatan antara Serma S dengan pengendara motor yang menabrak pikapnya terjadi.
Di tengah-tengah perdebatan, pengemudi motor itu menelepon teman-temannya. Tak lama kemudian datanglah sekitar delapan orang.
Mulanya, mereka hanya ikut berdebat. Namun, ada yang mengambil kunci mobil Serma S secara paksa. Pemukulan akhirnya terjadi.
Baca juga: Prajurit TNI yang Dikeroyok di Jaktim Komandan Tim Provos Satpamwal
Julius mengungkapkan bahwa Serma S merasa pengeroyokan terhadap dirinya mulai membahayakan keselamatannya.