JAKARTA, KOMPAS.com - Para pedagang beras di Pasar Rawa Badak, Koja, Jakarta Utara, mengeluhkan harga beras yang merangkak naik sejak 17 Agustus 2023.
Pedagang beras bernama Muhammad Chusein (45) mengatakan, kenaikan harga beras sangat mencekik para pedagang di Pasar Rawa Badak.
"Sekarung naiknya bisa Rp 40.000-Rp 50.000. Karung kecil yang itu, yang 25 kilogram. Dulu kan Rp 330.000, sekarang Rp 380.000," ujar Chusein saat ditemui Kompas.com di Pasar Rawa Badak, Rabu (11/10/2023).
Baca juga: Ibu-ibu Kota Bekasi Senang Dapat Beras Murah di Operasi Pasar
Dalam keadaan yang terimpit tersebut, Chusein terpaksa membongkar celengan demi modal yang kian membesar.
"Iya, dari Agustus itu sudah mulai merangkak, merangkak, merangkak. Dijual, tapi nambah modal lagi. Gitu terus. Dijual Rp 330.000, nambah lagi Rp 340.000. Gitu saja terus. Satu mobil itu bisa tambah Rp 7 juta kami," ucap Chusein.
"Ya maksudnya kenaikan harga bisa Rp 7 juta (untuk sejumlah karung beras yang diangkut mobil bak terbuka). Yang punya celengan, pada bongkar celengan," lanjut dia.
Baca juga: Bulog Siap Tambah Impor Beras 1,5 Juta Ton
Bukan hanya itu, terkadang Chusein juga berutang demi memiliki tambahan modal membeli beras.
"Ngutang malah, ngutang semua, enggak kayak dulu. Orang-orang di dalam itu sudah pada ngeluh saat berjualan. Gali lubang tutup lubang," ujar Chusein.
Hal senada juga disampaikan pedagang beras bernama Chuyenk (28). Menurut Chuyenk, kenaikan harga beras di Pasar Rawa Badak sangat menyiksa para penjual.
Baca juga: Sawah di Rorotan Kekeringan, Tejo Kerja Serabutan Sambil Berharap Mukjizat Hujan
Dia mengungkapkan, beras yang mengalami kenaikan harga yakni beras raskin.
"Harga beras kacau pokoknya, naiknya enggak kira-kira. Kalau misalnya naik, barang bagus, ya enggak apa-apa. Nah ini, sudah naik, barangnya jelek, sama saja bohong, yang tadinya enggak laku, sekarang jadi laku. Beras yang sering dikonsumsi, beras raskin gitu," tutur dia.
Oleh karena itu, para pedagang meminta pemerintah segera menstabilkan harga beras di pasar-pasar.
"Penginnya kayak dulu lagi, dinormalkan lagi. Maksudnya, jangan bikin yang sudah sulit malah dibikin sulit," tutur Chuyenk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.