Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes Keras Pengemudi Ojol atas Wacana Ganjil Genap Sepeda Motor di Jakarta

Kompas.com - 12/10/2023, 10:10 WIB
Joy Andre,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Munculnya wacana penerapan sistem ganjil genap untuk sepeda motor di Jakarta menuai protes keras dari pengemudi ojek online (ojol).

Pengemudi ojol menilai, wacana itu bakal semakin mempersulit kerja mereka jika diterapkan. 

Adapun wacana ganjil genap untuk sepeda motor di ibu kota ini pertama kali dilontarkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Listyo menyoroti tingginya kontribusi kendaraan bermotor di Jakarta, termasuk dari sepeda motor, dalam menyumbang polusi udara. 

Baca juga: Kualitas Udara DKI Masih Tak Sehat meski Sudah Terpasang 135 Water Mist di Jakarta

Rencananya, penerapan ganjil genap untuk sepeda motor hanya berlaku untuk kendaraan berbahan bakar bensin.

Sementara untuk sepeda motor listrik akan lolos dari aturan ini.

Pemprov DKI lantas merespons positif wacana yang dilontarkan Kapolri itu. Pemprov DKI bahkan akan mengkaji usul tersebut bersama Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.

"Ya akan dipikirkan. Semua itu harus dikaji bersama-sama Polda," kata Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (9/10/2023) lalu.

Respons negatif pengemudi ojol

Wacana itu kemudian direspons negatif oleh para pengemudi ojek online atau ojol. Salah satunya adalah Dedy Mulyadi (30).

Dedy protes karena bagi dirinya, peraturan itu tidak pro terhadap rakyat kecil, terutama mereka yang menggantungkan hidup dari sepeda motor.

"Harus ada solusinya juga bagi para warga Jakarta (yang mengendarai sepeda motor)," kata Dedy saat ditemui Kompas.com di seberang PGC Cililitan, Jakarta Timur, Rabu (11/10/2023).

Baca juga: Protes Wacana Ganjil-Genap Sepeda Motor, Ojol: Jangan Mempersulit

Dedy sendiri menyatakan diri untuk tetap menaati peraturan apabila memang sepeda motor ikut dikenakan peraturan ganjil genap di DKI Jakarta.

Namun, sebelum peraturan itu terlaksana, alangkah baiknya pemerintah memperhatikan dampak lainnya

"Taat sih taat, tapi harus memperhatikan rakyat kecil lah," jelas Dedy.

Respons negatif juga turut disampaikan oleh pengemudi ojol yang lain yaitu Ahmad Faqih (22).

Menurut dia, jika wacana itu terlaksana, maka hal tersebut hanya mempersempit ruang pekerjaan pengendara ojol.

"Jangankan diterapkan aturan semacam itu, ya kami para ojol tentu tidak bisa menerka orderan ke mana. Trayeknya ke mana. Jadi ini sangat menyempitkan sekali, mempersulit lah," kata Faqih.

Baca juga: Wacana Motor Kena Ganjil Genap di Jakarta, Pengemudi Ojol Minta Dikecualikan

Dirinya khawatir jika nantinya aturan itu benar-benar terlaksana. Terlebih, persaingan antara pengemudi saat ini juga semakin ketat.

"Kami narik seperti biasa saja kondisinya seperti sekarang (sepi), apalagi ada pembatasan semacam itu," keluh Faqih.

Pengendara sepeda motor listrik ikut menolak

Protes itu pun ikut dilayangkan oleh pengemudi ojol yang kini telah beralih ke sepeda motor listrik, salah satunya adalah Untung (38).

Meski tak terdampak aturan ganjil genap itu, namun Untung menilai, aturan tersebut justru hanya akan menyusahkan teman-teman seprofesinya, yang hingga kini masih menggunakan bahan bakar bensin.

"Soalnya kan kalau untuk sepeda motor listrik, belum semuanya merata. Maksudnya kan kalau dari pemerintah, kan katanya ada subsidi, cuma belum semuanya merata," kata Untung.

Baca juga: Ikut Protes Wacana Ganjil-Genap untuk Roda Dua, Ojol Motor Listrik: Kasihan Teman-teman Saya

Untung juga beranggapan, pihak aplikator perlu ikut ambil bagian dalam proses pembuatan rencana tersebut.

Ia menganggap perlu ada jalan keluar agar pengemudi yang belum beralih ke kendaraan listrik tidak dirugikan.

"Aplikator bagaimana caranya tetap bisa membuat kami tetap narik, walaupun enggak bisa beli motor listrik," ucap Untung.

"Kalau misalnya disuruh pakai motor listrik, bagaimana caranya kami bisa pakai motor listrik semua. Kalau saya sendiri sih kurang setuju. Kasihan sama teman-teman," kata dia lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lawan Petugas Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Lawan Petugas Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Mulai 1 Juni 2024, Ada Ketentuan Baru Pembatalan Tiket Kereta Api

Mulai 1 Juni 2024, Ada Ketentuan Baru Pembatalan Tiket Kereta Api

Megapolitan
Pilkada Jakarta 2024: Menguji Eksistensi Masyarakat Jaringan

Pilkada Jakarta 2024: Menguji Eksistensi Masyarakat Jaringan

Megapolitan
Jalur, Kuota, dan Syarat PPDB SMA, SMK, dan SLB Kota Bogor 2024

Jalur, Kuota, dan Syarat PPDB SMA, SMK, dan SLB Kota Bogor 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 1 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 1 Juni 2024

Megapolitan
Nama Kaesang dan Anies di Bursa Pilkada Jakarta, Prediksi Pertarungan Sengit bak Pilpres 2024

Nama Kaesang dan Anies di Bursa Pilkada Jakarta, Prediksi Pertarungan Sengit bak Pilpres 2024

Megapolitan
6 Orang Ditangkap Terkait Kasus Pelat Palsu DPR, Polisi Ungkap Peran Masing-masing

6 Orang Ditangkap Terkait Kasus Pelat Palsu DPR, Polisi Ungkap Peran Masing-masing

Megapolitan
Unjuk Rasa Solidaritas Palestina di Kedubes AS, Massa Serukan Pembebasan Perempuan

Unjuk Rasa Solidaritas Palestina di Kedubes AS, Massa Serukan Pembebasan Perempuan

Megapolitan
8 Mobil Mewah Disita Polisi Terkait Kasus Pelat Palsu DPR, Ada Tesla, Lexus, dan Mercy

8 Mobil Mewah Disita Polisi Terkait Kasus Pelat Palsu DPR, Ada Tesla, Lexus, dan Mercy

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Ketua RW di Cilincing Usir Paksa 'Debt Collector' yang Mangkal di Wilayahnya | Cerita Penumpang MRT Saat Detik-detik Besi Ribar Jatuh ke Lintasan Kereta

[POPULER JABODETABEK] Ketua RW di Cilincing Usir Paksa "Debt Collector" yang Mangkal di Wilayahnya | Cerita Penumpang MRT Saat Detik-detik Besi Ribar Jatuh ke Lintasan Kereta

Megapolitan
Polisi Tangkap 6 Orang Terkait Penggunaan Pelat Palsu DPR, Salah Satunya Pengacara

Polisi Tangkap 6 Orang Terkait Penggunaan Pelat Palsu DPR, Salah Satunya Pengacara

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 1 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 1 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com