JAKARTA, KOMPAS.com - Udin (75), seorang pedagang gorden keliling tetap bersemangat berjualan di Ibu Kota meski usianya sudah senja.
Selayaknya pegawai kantoran, Udin selalu keluar dari kontrakannya yang berada Jalan Warung Sila, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pukul 07.00 WIB lalu pergi dari kampung ke kampung.
Seragam kerja yang digunakan sangat sederhana, yakni kaus lengan pendek, celana bahan, dan topi.
Tidak lupa Udin selalu membawa peci untuk salat di masjid ketika waktunya tiba.
Peralatan berniaganya juga tidak neko-neko.
Ia hanya membawa tiang gorden berbahan aluminium yang dia pikul dan sebuah tas cokelat berisi anting-anting hingga gorden.
"Jual gorden sebetulnya dari tahun 2000-an. Sebelumnya jual pakaian, kain-kain, minyak wangi dari tahun 1972. Ganti-ganti," ungkap Udin saat ditemui Kompas.com di Masjid Al Barkah, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa (10/10/2023).
Baca juga: Kisah Tejo Jadi Petani di Jakarta, Kini Kerja Serabutan karena Lahannya Kekeringan
Untuk menjual satu gorden saja rasanya sulit bagi Udin. Sebab, sudah satu pekan terakhir ini belum ada satu pun dagangannya yang terjual.
Saat wawancara bersama Kompas.com, Udin belum makan. Dia hanya mengonsumsi satu buah kue sebelum berangkat dari kontrakannya.
"(Setiap keluar kontrakan) ya kadang-kadang (enggak makan), minum air saja," ucap Udin sambil tersenyum.
Karena sulit menjual dagangan, Udin terpaksa harus menunggak uang sewa kontrakannya selama 4 bulan terakhir.
"Belum (bayar bulan in). Nunggak, (bahkan) 4 bulan. Iya (4 bulan nunggak kontrakan)," ujar Udin.
Baca juga: Kisah Hamid, Lebih dari 50 Tahun Geluti Profesi Tukang Patri di Jakarta
Walau begitu, pemilik kontrakannya orang baik.
Setelah Udin meminta maaf karena belum bisa membayar uang sewa, sang pemilik selalu menoleransi.
Udin tinggal di kontrakan tersebut seorang diri. Istri dan 8 dari 13 anaknya di kampung halaman yang berada di Jawa Barat.