Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemarau Bikin Irigasi Tak Bekerja Maksimal, 50 Hektar Sawah di Rorotan Kini Kekeringan...

Kompas.com - 13/10/2023, 08:21 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu petani Rorotan, Tejo (50), terpaksa gigit jari karena 3 hektar tanah garapannya dilanda kekeringan.

Ia mengungkapkan bahwa kekeringan sudah terjadi sejak dua bulan terakhir.

Walau bibit padi sudah semai, ia memutuskan harus menunda tandur.

Baca juga: Sawah di Rorotan Kering akibat Kemarau Panjang, Petani Tunda Tanam Padi

Pasalnya, kali dan danau yang menjadi sumber air terdekat untuk mengairi sawah, juga mengalami kekeringan.

“(Danau) kering, paling tinggal sedengkul lagi,” ungkap Tejo saat ditemui Kompas.com di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara pada Senin (9/10/2023).

50 hektar kering semua

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Maju, Sirojudin Abas, mengungkapkan bahwa terdapat lebih dari 50 hektar lahan mengalami kekeringan di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara.

Kendati demikian, Abas megucap syukur karena 250 hektar lahan di Rorotan masih dalam kondisi relatif baik di tengah kemarau panjang ini.

Baca juga: 50 Hektar Sawah di Rorotan Kekeringan, Petani Gigit Jari

"Kalau dari kasat mata saya sih lebih dari 50 hektar yang kekeringan. Semua lahan di Rorotan kalau enggak salah itu tinggal 300 hektar," ungkap Abas saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/10/2023).

"Iya, memang kekeringan saat ini. Tidak hanya melanda Rorotan saja menurut saya, semua, Bekasi juga kekeringan. Tapi, kita yang di samping Kali Gendong, BKT, kena saluran air di situ. Alhamdulillah, kita bisa tanam," ucap Abas melanjutkan.

Irigasi belum maksimal

Abas mengungkapkan bahwa persoalan saat ini berkait belum maksimalnya irigasi di lahan Rorotan.

Selain kemarau panjang, masalah irigasi turut andil dalam bencana kekeringan lahan seluas 50 hektar di Rorotan.

“Memang airnya tetap mengalir, kalau Rorotan ini cuma tidak maksimal (irigasinya sehingga masih ada lahan yang mengalami kekeringan),” ujar Abas.

Baca juga: Irigasi di Rorotan Belum Maksimal Saat Kekeringan akibat Kemarau Panjang Melanda

Dia menyadari bahwa kekeringan bukan disebabkan oleh manusia, melainkan faktor alam.

Oleh karena itu, Abas meminta petani yang lahannya kekeringan agar menyikapinya secara bijak dengan mencari sumber air terdekat sehingga bisa dialirkan ke sawah.

"(Namun) kita berusaha semaksimal mungkin, gitu lho. Tetapi memang ada titik-titik yang tidak terjamah, enggak sampai. Ya mau tidak mau, kita enggak bisa berbuat apa-apa. Karena sekalipun kita usahakan secara maksimal, tentu menelan biaya yang sangat besar," jabar Abas.

Normalisasi sumber air

Dengan begitu, Abas meminta pihak Kelurahan Rorotan dan Kecamatan Cilincing untuk menormalisasi sumber-sumber air yang berada di dekat sawah para petani.

"Kita ini berharap kepada pihak yang terkait, pasukan biru dan pasukan oranye, tolong dong saluran kecil, sekecil apa pun yang alirannya ke sawah, itu dinormalisasi dari sampah-sampah atau dari kedangkalan perlu didalami lagi lah, minimal diangkat lumpurnya," ujar dia.

Baca juga: Irigasi Sawah Tak Maksimal, Petani Minta Sumber Air di Rorotan Dibersihkan dari Sampah

Menurut Abas, hal tersebut bisa menjadi salah satu faktor agar irigasi bisa terlaksana dengan maksimal.

"Iya, kalau memang saluran itu tidak ada halangan, bagus, minimal kan air sampai, itu bisa continue, terus menerus. Walau pun sedikit, lama-lama kita bisa tersalurkan juga, gitu," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com