"Itu kalau di dalam (kabin backhoe), beuh... Dari atas langsung ke kepala, dari air, mantul juga ke muka. Jadi muka sama kepala atas, panas. Terus juga pusing, itu di dalam kabin kan fiberglass, jadi berasa panasnya," ujar Yopi.
Berkali-kali Yopi mengeruk sedimen lumpur, namun berkali-kali juga ia perlu mengambil jeda untuk beristirahat.
"Paling biasanya istirahat sebentar, minum dulu, kopi dulu, baru lanjut lagi," kata Yopi diiringi gelak tawanya.
Pekerjaannya akan kembali ia lanjutkan, ketika cuaca sudah berangsur adem dan kulitnya tidak kembali panas.
Yopi mengakui, keberadaan dirinya dan teman-temannya sebagai pasukan biru memang tidak sepamor pasukan oranye. Namun, itu tidak menjadi halangan bagi mereka untuk bekerja.
Perkara cuaca, mereka juga tidak terlalu memperdulikannya. Asal banjir bisa diantisipasi dan warga Jakarta Bahagia, maka semua ia lakukan.
"Kalau kerja, ya tetap kerja, tetap sepenuh hati. Ini kan biar enggak banjir. Warga Jakarta juga pasti senang kalau enggak banjir," kata Yopi.
Baca juga: Keruk Kali di Tengah Terik Matahari, Pasukan Biru: Agar Warga Jakarta Senang Tak Kebanjiran
Meski banyak lika-likunya, namun dirinya tetap bangga menjadi anggota Sudin SDA. Sebab, bagi Yopi, apa yang ia kerjakan adalah sesuatu mulia untuk banyak orang.
"Kalau sudah tugas, ya dilakukan. Sudah perintahnya, ya dikerjakan. Yang penting biar enggak banjir," ujar Yopi dengan bangga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.