Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta-fakta Ledakan di Setiabudi: 1 Orang Tewas, Temuan Benda Asing, hingga Bau Mesiu

Kompas.com - 19/10/2023, 06:25 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah ledakan terjadi di sebuah proyek rumah yang berada di wilayah Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (18/10/2023).

Ledakan itu berasal dari rumah yang sedang direnovasi di Jalan Perahu, Nomor 2, Kelurahan Guntur. Satu orang tewas di tempat dalam insiden tersebut.

Belum diketahui secara pasti penyebab ledakan tersebut apakah berasal dari bom atau benda lain. Namun, benda diduga bom itu ditemukan terkubur di dalam tanah. Berikut fakta-faktanya:

Baca juga: Kesaksian Warga Saat Detik-detik Ledakan di Setiabudi, Sebut Korban Sempat Pukul dan Banting Benda Diduga Bom

Satu orang tewas

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Jakarta Selatan Komisaris Besar (Kombes) Ade Ary Syam Indradi menyebutkan, setidaknya empat orang jadi korban dalam ledakan tersebut.

Menurut Ade, semuanya adalah pekerja bangunan yang tengah merenovasi rumah.

"Satu orang saudara A meninggal dunia. Kemudian tiga orang korban lainnya menderita luka ringan dan saat ini telah mendapatkan perawatan di puskesmas terdekat," kata Ade, Rabu (18/10/2023).

Korban berinisial A terkena ledakan dan tewas di tanah galian fondasi di bagian belakang rumah yang sedang mereka kerjakan.

Baca juga: Kronologi Ledakan di Setiabudi, Pekerja Bangunan Temukan Benda Misterius Saat Gali Tanah Sedalam Dua Meter

Temuan benda asing

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Syam Indradi saat mengecek tempat kejadian perkara ledakan di Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (18/10/2023).KOMPAS.com/Dzaky Nurcahyo Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Syam Indradi saat mengecek tempat kejadian perkara ledakan di Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (18/10/2023).

Ade Ary belum bisa memastikan benda yang menjadi sumber ledakan tersebut. Namun, kata Ade, berdasarkan saksi yang merupakan pekerja melihat benda asing di sekitar galian dari kedalaman dua meter.

"Saat korban selesai beristirahat, korban mengggali bagian belakang rumah. Saat menggali, korban menemukan benda berwarna terang," ucap Ade Ary.

Menurut keterangan saksi, kata Ade, benda tersebut berwarna putih terang. Saksi lain yang merupakan rekan korban mengingatkan agar berhati-hati terhadap benda tersebut.

"Kemudian, berdasarkan keterangan saksi, korban memukul benda tersebut dan akhirnya menimbulkan ledakan," ucap Ade Ary.

Baca juga: Ledakan di Setiabudi, Polisi Sebut Ada Benda Diduga Bom

Diduga bom

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi saat berbicara di depan awak media di Jalan Prahu, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (18/10/2023).KOMPAS.com/Dzaky Nurcahyo Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi saat berbicara di depan awak media di Jalan Prahu, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (18/10/2023).

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengungkapkan, ledakan di Setibudi disebabkan karena benda diduga bom.

"Yang jelas (ada) benda yang diduga bom," kata dia di lokasi ledakan, Rabu.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com