JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya memanggil delapan orang saksi untuk keperluan penyidikan kasus dugaan pemerasan eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), Kamis (19/10/2023).
"Diagendakan pemeriksaan terhadap delapan orang saksi sesuai surat panggilan yang sudah dikirimkan," ujar Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak, saat dikonfirmasi.
Adapun delapan orang saksi tersebut meliputi enam pegawai KPK, satu saksi dari Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Kesehatan (Pusdatin Kemenkes) RI, serta seorang saksi lainnya.
"Ada enam saksi pegawai KPK, satu saksi dari Pusdatin Kemenkes RI, dan satu saksi lainnya," ujar Ade.
Menurut dia, pemeriksaan akan dilaksanakan sekitar pukul 10.00 WIB.
"Dijadwalkan pukul 10.00 WIB ini," ucap ia.
Sebagai informasi, saat ini penyidik Polda Metro Jaya sedang mengusut dugaan pemerasan Syahrul Yasin Limpo oleh pimpinan KPK.
Kini Polda Metro Jaya sudah menaikkan status kasus ke tahap penyidikan.
Dalam menangani kasus ini, Polda Metro Jaya menyelidiki pertemuan Firli Bahuri dan Syahrul Yasin Limpo di lapangan badminton.
Foto momen pertemuan itu diketahui beredar luas di dunia maya.
Baca juga: Saut Situmorang Buka-bukaan Ungkap Dugaan Pelanggaran Pertemuan Firli Bahuri dengan SYL
Firli sendiri mengaku bertemu dengan Syahrul di lapangan badminton sebelum KPK memulai penyelidikan dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan).
Firli mengaku bertemu Syahrul Yasin Limpo pada 2 Maret 2022 di tempat terbuka dan disaksikan banyak orang.
Menurut Firli, dugaan rasuah di Kementan baru naik ke tahap penyelidikan sekitar Januari 2023.
"Maka dalam waktu tersebut (2 Maret 2022), status saudara Syahrul Yasin Limpo bukan tersangka, terdakwa, terpidana, ataupun pihak yang berperkara di KPK," ujar Firli dalam keterangan tertulisnya, Senin (9/10/2023).
Baca juga: Polda Metro Jaya Periksa 19 Saksi Kasus Dugaan Pimpinan KPK Peras SYL
Firli juga membantah tudingan-tudingan lain, salah satunya isu pemerasan dan penerimaan uang dalam jumlah miliaran rupiah dari Syahrul Yasin Limpo.
Menurut Firli, persoalan dugaan pemerasan yang saat ini mengarah ke pimpinan KPK merupakan bentuk serangan balik para koruptor.
"Sangat mungkin saat ini para koruptor bersatu melakukan serangan, apa yang kita kenal dengan istilah when the corruptor strike back," kata Firli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.