Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dramatisnya Evakuasi Pria yang Tewas di Dalam Toren: Korban Tak Tergapai dengan Tangan Kosong

Kompas.com - 04/11/2023, 16:15 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah lebih dari 30 menit, Ipam Rahmat Hidayat (40) tak kunjung bersuara setelah masuk dalam penampungan air atau toren milik Yulzandi Nawis Munafik.

Sore itu, Jumat (3/11/2023), Ipam mendapat permintaan untuk membersihkan toren oleh Yulzandi. Ia menyanggupi lantaran ia memiliki kecakapan melakukan pekerjaan itu.

Sebelum naik, Ipam sempat meminta Yulzandi untuk mengambilkan bangku dan ember plastik. Karena tak punya, Yulzandi bertolak ke minimarket untuk membeli dua barang itu.

Baca juga: Sebelum Tewas di Dalam Toren, Ipam Sempat Mengeluh Sesak Napas

"(Berselang) 30 menit kemudian, saksi kembali. Namun, (ia) tidak mendengar korban yang sedang membersihkan toren," ungkap Kapolsek Pesanggrahan Kompol Tedjo Asmoro, Jumat.

Yulzandi yang mulai waswas melempar batu ke arah toren. Namun, korban tak merespons meski batu yang dilempar memiliki ukuran cukup besar.

Pemilik toren berbahan stainless itu lantas memanggil salah seorang tetangganya, Beni Ismanto, untuk mengecek keadaan korban di dalam toren. Ternyata, Ipam sudah tak sadarkan diri.

Tertelungkup

Beni ikut panik saat asisten rumah tangga (ART) Yulzandi, Endoh (48), mengatakan Ipam tak bersuara sejak diminta menguras toren. Ia bergegas naik tiang setinggi kurang lebih tujuh meter tersebut.

Baca juga: Damkar Jaksel Belah Toren Air demi Evakuasi Pria yang Tewas di Dalamnya

Saat Beni melongok ke dalam toren air, ia terkejut karena Ipam sudah dalam kondisi tertelungkup. Kata dia, ada genangan air sekitar 30 sentimeter di dalam toren saat itu.

"Ya tinggal lumpur dan air deh. Posisi telungkup itu, muka sudah terendam sama air," tutur Beni.

Beni sempat berusaha meraih tangan Ipam, tapi tidak tergapai. Ia lantas meminta tolong warga untuk mengevakuasi Ipam. Sayangnya, hasil yang sama juga didapatkan mereka.

"Pegang tangannya juga sudah susah. Cari bantuan lagi, dua orang naik ke atas, pingin angkat enggak kuat juga. Baru RT datang, pihak polsek juga datang, baru panggil damkar datang," ungkap Beni.

Baca juga: Tewas di Dalam Toren, Ipam Ditemukan Tertelungkup dan Wajah Terendam Air

Dramatis

Evakuasi jasad Ipam berlangsung dramatis karena petugas pemadam kebakaran sulit mengevakuasi Ipam. Petugas akhirnya memutuskan untuk membelah toren itu dengan gerinda.

Hal tersebut dilakukan demi memudahkan proses evakuasi jasad Ipam yang pada saat itu tengah tertelungkup dan wajahnya sudah terendam air.

"Dipotong (toren airnya), buat mengeluarkan, dipotong setengah. Posisinya (jasad) juga sudah kelamaan, jadi agak kaku," kata Beni.

"Enggak bisa (kalau hanya diangkat pakai tangan). Di mulut torennya itu enggak muat, orangnya juga gede si Ipam ini," lanjut Beni.

Baca juga: Pria di Pesanggrahan Tewas di Dalam Toren, Saksi Curiga Saat Korban Tak Merespons meski Dilempar Baru

Halaman:


Terkini Lainnya

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com