Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kriminolog Kaitkan Kematian Hamka dan Balitanya dengan Fenomena "Hikikomori" di Jepang

Kompas.com - 07/11/2023, 12:27 WIB
Baharudin Al Farisi,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala mengaitkan kasus kematian Hamka (50) dan anak bungsunya, AQ (10 bulan), dengan fenomena Hikikomori di Jepang.

Mulanya Adrianus menjelaskan mengenai kasus kematian Grace Arijani Harahapan (68) dan anaknya, David Ariyanto Wibowo (38), di Cinere, Depok.

"Pada kasus di Cinere, menurut hasil pengamatan, kelihatannya anaknya yang laki-laki itu seperti sudah menganut budaya yang dikenal di Jepang, budaya yang mundur dari kehidupan. Jadi, sudah gaya hidup," kata Adrianus saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/11/2023).

"Hari-hari menjelang kematian misalnya. Ketika kasus itu, Kombes Hengki bilang bahwa pada saat itu pihaknya menemukan sebuah tulisan, 'pada saat menemukan ini, mungkin saya sudah enggak ada'," ujar Adrianus melanjutkan.

Baca juga: Istri Hamka Saksi Kunci Kematian Suami-Anak, Pemeriksaan Kejiwaan Harus Hati-hati

Ia menekankan, tulisan yang ditemukan kepolisian di sebuah laptop dengan yang berjudul 'to you whomever' tersebut merupakan bagian dari upaya untuk mempersiapkan diri menjelang kematian.

"Poin saya, bahwa pada saat kasus di Koja ini mungkin begitu. Faktor pendidikan enggak main, faktor pekerja enggak main (tidak berlaku)," tegas Adrianus.

Menurut Adrianus, keluarga Hamka diduga mempunyai orientasi lain yang bertolak belakang dengan latar belakang pendidikan ia dan istrinya, NP (30).

"Yang mau saya katakan bahwa betul sekali bahwa dia S2 seharusnya lebih berpikir rasional dan dia juga punya karier yang mengharuskan dia untuk rasional dan punya skills social," ucap Adrianus.

"Tapi,mungkin juga, kedua hal itu sudah tidak lagi aktif. Karena digantikan dengan paham apa gitu, paham gaya hidup yang lain, atau mungkin paham agama yang kemudian membuat yang bersangkutan tampil seperti itu (mengasingkan dari)," lanjutnya.

Meski begitu, Adrianus tidak ingin berbicara panjang fenomena Hikikomori.

Ia hanya menekankan bahwa ada beberapa dugaan yang menyebabkan NP sengaja membiarkan Hamka dan AQ sekarat di rumah mereka.

"Kalau orang itu kan ada insting. Ketika ada orang yang dying, sakit berat, itu kan orang cenderung meminta pertolongan, itu insting. Kita berbuat sesuatu, untuk entah itu teman, suami, istri, anak, orangtua, yang kemudian selamat atau membaik ketika situasi dying," ujar Hamka.

Baca juga: Saksikan Kematian Suami dan Anaknya di Koja, Kondisi Psikis Istri Hamka Masih Dipantau

Namun ternyata, kata Adrianus, kasus penemuan mayat di Kalideres dan Cinere memperlihatkan bahwa ketika seseorang sekarat malah ditemani sampai meninggal dunia.

"Nah, artinya, di masyarakat itu sudah ada itu cara berpikir itu. Maka, dengan mengambil 2 kesimpulan itu, jangan-jangan yang ini juga begitu. Tapi, apakah penyebabnya seperti Kalideres yang dimaksud bonding? Atau pada kasus Cinere yang berbasis dengan gaya hidup? Itu kita enggak tahu," ungkap dia.

"Makanya tadi saya bilang, jangan-jangan ini karena yang bersangkutan sudah punya model perilaku yang lain, sudah menganut satu ajaran apa, kita enggak tahu," tuturnya lagi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kaesang Pangarep dan Istrinya ke Tangerang, Nonton 'Baku Hantam Championship'

Kaesang Pangarep dan Istrinya ke Tangerang, Nonton "Baku Hantam Championship"

Megapolitan
Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com