JAKARTA, KOMPAS.com - Fungsi keberadaan Sodetan Ciliwung dipertanyakan saat masih ada sejumlah titik di Jakarta yang masih terendam banjir pada Minggu (5/11/2023).
Padahal, keberadaan proyek itu sangat dinantikan warga Ibu Kota lantaran diklaim bisa menyelesaikan 62 persen masalah banjir di Jakarta.
Salah satu wilayah tedampak adalah rumah warga di Kampung Melayu, Jatinegara. Kurang lebih ada 150 kepala keluarga (KK) terdampak banjir di Jalan Kebon Pala 2, RT 13/ RW 4.
Kendati demikian, Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Yoga, tak heran masih ada titik yang terendam banjir meskipun Sodetan Ciliwung sudah beroperasi.
Baca juga: Dianggap Warga Tak Mempan Atasi Banjir, Begini Kerja Sodetan Ciliwung Pecah Debit Air ke KBT
Dalam sistem pengendalian banjir, kata dia, harus disertai pembenahan Kali Ciliwung, salah satunya pelebaran badan sungai. Saat ini, baru 16 dari 33 kilometer panjang sungai yang sudah dibenahi.
"Sehingga masih ada 17 km lagi yang perlu dibenahi juga, termasuk lokasi permukiman di Jalan Kebon Pala," ucap Nirwono kepada Kompas, dikutip Selasa (7/11/2023).
Dengan demikian, Nirwono berujar, perlu ada lanjutan program relokasi warga bantaran sungai ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa) terdekat demi menata ulang kawasan bantaran kali.
Menurut dia, lebar ideal badan sungai itu minimal sekitar 30 meter. Namun kenyataannya, lebar badan Sungai Ciliwung hanya tersisa 10 meter.
Baca juga: Evaluasi Banjir Kemarin, Heru Budi Minta Pintu Sodetan Ciliwung Selalu Dibuka
Di sisi lain, harus jarak aman dari bantaran kali dengan permukiman itu minimal setengah dari lebar bantaran kali. Kalau lebar sungainya itu 30 meter, maka dalam jarak 15 meter tak boleh ada bangunan.
Kalau ada bangunan menempel, pada saat sungai meluap sudah bisa dipastikan permukiman yang ada di bantaran sungai akan terdampak banjir.
Dan ini sebenarnya tidak hanya terjadi di bantaran Kali Ciliwung, tetapi juga Kali Pesanggrahan, Kali Cipinang, Kalimalang, dan lainnya. Sungai yang ada di Jakarta ini sangat rawan terjadi banjir pada saat musim penghujan seperti sekarang.
Adapun keberadaan Sodetan Ciliwung dan dua bendungan kering di Ciawi dan Sukamahi yang terletak di Kabupaten Bogor masih perlu dilihat efektivitasnya.
Baca juga: Banjir Masih Terjadi di Jakarta, Fraksi PKS: Efektivitas Sodetan Ciliwung Rendah
"Baru akan teruji nanti saat puncak musim hujan tiba, khususnya penanganan atau pencegahan banjir permukimana di Sungai Ciliwung," ucap Nirwono.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah mengevaluasi Sodetan Ciliwung yang ternyata belum mampu mencegah banjir di sejumlah wilayah Jakarta.
"Jadi kemarin itu standar operasional prosedur (SOP) mau diperbaiki," ujar Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Selasa.
Heru mengatakan, Pemprov DKI tengah koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) terkait evaluasi standar operasional prosedurnya.
"Jadi kalau bisa begitu air mengalir ke Kali Ciliwung, masuk ke sodetan. Kalau selama ini menunggu (air penuh) baru (pintu) dibuka dan dialiri," kata Heru.
Heru menjelaskan, Pemprov DKI bersama BBWSCC dan Dinas Sumber Daya Air telah kordinasi terkait rencana pembukaan pintu Sodetan Ciliwung saat hujan besar.
Nantinya, pintu Sodetan Ciliwung akan selalu sibuka untuk memindahkan aliran air dari Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Barat.
"Kemarin saya minta, sudah langsung terbagi dua saja," kata Heru.
(Tim Redaksi : Muhammad Isa Bustomi, Jessi Carina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.