Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Korban Hipnotis, Lansia di Duren Sawit Serahkan Emas Peninggalan Ibunda

Kompas.com - 08/11/2023, 21:56 WIB
Nabilla Ramadhian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Perempuan lanjut usia (lansia) bernama Widjayanti (73) terpaksa menyerahkan emas peninggalan sang ibunda.

Ia dihipnotis tiga orang laki-laki saat berolahraga di kawasan Jalan Bambu Ori Raya, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (31/10/2023) pagi.

Tiga orang asing itu mengaku berasal dari Singapura. Pelaku laki-laki disebut sebagai kepala cabang BRI Kalimalang, sedangkan pelaku perempuan diketahui berbaju putih.

"Sebelumnya, si orang yang mengaku dari Singapura, supaya saya tertarik, emas punya temannya diambil dan langsung dikasih Rp 80 juta dalam bentuk dolar," tutur dia ketika dihubungi, Selasa (7/11/2023).

Baca juga: Lansia di Bekasi Jadi Korban Hipnotis, Pelaku Kuras Harta Benda hingga Rp 350 Juta

Widjayanti tidak mengingat pasti kapan perhiasan yang sedang dia kenakan diambil para pelaku.

Namun, posisi Widjayanti sudah berada di dalam mobil putih berpelat nomor B 1069 FZY.

Saat itu, laki-laki yang mengaku dari Singapura meminta seluruh emas yang Widjayanti miliki.

Alasannya, ia ingin membawa emas tersebut sebagai suvenir untuk keluarganya di Singapura.

"Emas buat suvenir. Janjinya mau diganti uang. Dia pintarnya, komplotannya (perempuan berbaju putih) pakai cincin. Mungkin sudah dipersiapkan," ungkap Widjayanti.

Baca juga: Pelaku Hipnotis Kuras Uang Haji Lansia Belum Tertangkap, Anak Korban: Belum Ada Perkembangan

"Dia (laki-laki yang mengaku dari Singapura) bilang, 'Ini cincinnya bagus' dan diambil. Langsung dia ambil uang dolar, kalau dirupiahkan mungkin Rp 80 juta. Ini biar saya percaya," sambung dia.

Sementara untuk emas yang sedang digunakan, yaitu cincin peninggalan ibunda Widjayanti, diambil oleh perempuan berbaju putih.

Saat itu, Widjayanti tidak menaruh curiga mengapa perempuan itu turut meminta emas miliknya seperti laki-laki yang mengaku dari Singapura.

Sebab, sesaat setelah Widjayanti masuk ke dalam mobil, ia mulai merasa linglung.

Baca juga: Tabungan Haji Rp 350 Juta Dikuras Pelaku Hipnotis, Lansia di Bekasi Jadi Sering Bengong

Ia menduga, dirinya mulai terhipnotis ketika para pelaku mulai bercerita sambil mengajaknya mengelilingi perumahan dengan mobil.

"Itu (cincin emas) diambil sama si ibu, padahal itu peninggalan ibu saya, tapi diambil juga," kata Widjayanti.

Akibat aksi hipnotis itu, Widjayanti tidak hanya kehilangan cincin peninggalan sang ibunda saja.

Akan tetapi, ia juga kehilangan berbagai bentuk perhiasan emas, yaitu gelang, empat pasang giwang, kalung, dan satu set berlian peninggalan zaman dulu dari sang ibunda.

Lebih lanjut, rekeningnya yang berisi uang senilai Rp 140 juta pun dikuras habis. Total kerugian dari aksi hipnotis yang menimpa Widjayanti adalah Rp 170 juta.

Sebagai informasi, Widjayanti dihipnotis saat sedang jalan pagi. Aksi hipnotis bermula dari laki-laki yang mengaku datang dari Singapura.

Ia sedang berdiri di jalur yang Widjayanti lalui. Ia mengaku diturunkan di situ oleh taksi bandara. Padahal, tujuannya adalah Rumah Sakit Haji Pondok Gede.

Widjayanti menyarankan agar pria itu berjalan ke jalan raya dan mencari taksi. Saat pria itu sudah pergi, Widjayanti melanjutkan kegiatan olahraganya.

Tiba-tiba, ia dipepet oleh perempuan berbaju putih yang mengajaknya menolong laki-laki itu. Sebab, ia merasa kasihan.

Tidak lama setelah keduanya berjalan ke arah jalan raya, ada mobil putih yang menghampiri mereka.

Di dalam, sudah ada dua laki-laki, yakni yang mengaku datang dari Singapura dan yang disebut sebagai kepala cabang bank BRI Kalimalang.

Widjayanti menduga, ia mulai dihipnotis saat diceritakan banyak hal sambil diajak mengelilingi perumahannya. Sebab, saat itu ia juga mulai merasa linglung.

Bahkan, ia juga menurut saat disuruh pulang ke rumah dan mengambil KTP, ATM, buku tabungan, dan emas yang dimiliki tanpa mengatakan apa pun kepada anak-anaknya.

Widjayanti juga tidak merasa curiga ketika dibawa ke bank Mandiri di Kota Bekasi untuk mengambil seluruh isi rekeningnya, dan ditinggalkan selama lebih dari dua jam di dalam minimarket.

Pada hari yang sama, ia langsung diantarkan anaknya membuat laporan di Polres Metro Jakarta Timur. Saat ini, kasus hipnotis yang dialami Widjayanti tengah diproses.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com