BEKASI, KOMPAS.com - Mental L (12), siswa SD di Bekasi yang diduga merundung temannya, F (12), terganggu setelah adanya pemberitaan mengenai perundungan tersebut.
Kuasa hukum L, Sutrisna Wijaya mengatakan, L sempat berkonsultasi dengan psikolog dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A).
"Iya sempat tanyakan ke psikolog ke DP3A, kalau kata DP3A itu katanya mentalnya terganggu terus tertekan juga," tutur Sutrisna saat dihubungi, Jumat (17/11/2023).
Baca juga: Terduga Perundung Siswa SD di Bekasi Sempat Dirawat, Kepikiran karena Takut Dipenjara
Sejauh ini, L masih melanjutkan sekolahnya meskipun sesekali harus absen karena dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.
"Kalau dia tetap sekolah, tetapi kalau ada panggilan di kepolisian dia izin gitu. Mungkin libur karena sakit kemarin," imbuh dia.
Sutrisna menuturkan, kliennya sudah dua kali dimintai keterangan. Pemanggilan kedua didampingi kuasa hukum.
"Pertama sekali ya yang dimintai keterangan, terus kemarin sekali tuh sama saya, yang kedua kalinya," tutur dia.
Sebagai kuasa hukum, Sutrisna hanya mengikuti alur proses hukum yang menyeret kliennya.
Baca juga: Kaki Siswa SD di Bekasi Diamputasi, Sang Ibu Dihujat Teman Sekolah Anaknya
"Kami menunggu saja, ikuti prosedur saja. Harapannya ya segera selesai dan jelas hasilnya," kata dia.
Sebagai informasi, perundungan terhadap F terjadi pada Februari 2023. Saat itu, kaki F di-sliding oleh temannya.
Tiga hari setelahnya, F mengeluh sakit di bagian kakinya.
Karena tak kunjung sembuh meski sudah berobat ke klinik dan diberi pereda nyeri, F akhirnya menjalani rontgen dan MRI.
"Di-rontgen dan dirujuk ke MRI, didignosis ada infeksi dalam, itu pada akhir Maret. Kami berusaha obati dulu," imbuh ibunda F, Diana.
Berbagai upaya pengobatan medis dilakukan, tapi tidak kunjung membuahkan hasil. Bahkan, kondisi F semakin memburuk.
Baca juga: Siswa SD yang Kanker Tulang di Bekasi Belum Tahu Kakinya Diamputasi Sampai Paha
Puncaknya, pada Agustus 2023, kaki F didiagnosis kanker tulang. Ia menjalani operasi pada Oktober 2023.
Namun, Dokter Spesialis Ortopedi Rumah Sakit Kanker Dharmais, dr. Melitta Setyarani, Sp.OT memastikan, kanker yang dialami F bukan karena perundungan.
"Di literatur, kanker tulang ganas juga tidak ada yang menyebutkan sampai sekarang belum ada yang menyebutkan bahwa trauma, kejadian kayak jatuh menyebabkan kanker," ujar Melitta saat ditemui di RS Kanker Dharmais, Kamis (2/11/2023).
Dia menjelaskan, F datang dalam kondisi kanker yang telah menyebar ke paru-paru.
Setelah diperiksa, korban didiagnosis mengidap kanker tulang stadium 4. Dokter kemudian mengamputasi kaki kiri F.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.