Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panti Pijat Plus-plus Bikin Resah, Warga Pulogebang: Bisa Rusak Generasi Muda

Kompas.com - 21/11/2023, 11:27 WIB
Nabilla Ramadhian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kampung Sawah Indah RT 001/RW 05 Pulogebang, Dasrizal, mengaku resah dengan panti pijat yang diduga juga bergerak dalam bidang prostitusi.

Panti pijat "plus-plus" ini berlokasi di Jalan Cakung Cilincing Timur, Pulogebang, Jakarta Timur.

"Keresahan saya sebagai warga dan juga orangtua, itu (bisnis prostitusi) bisa merusak generasi muda. Anak-anak lihat cewek-cewek di pinggir jalan, pakai celana pendek," tutur dia di Cakung, Jakarta Timur, Senin (20/11/2023).

Panti pijat plus-plus itu sudah ada di kawasan Kampung Sawah Indah sejak 2005. Saat itu, hanya satu sampai dua panti pijat.

Baca juga: Warga Pulogebang Demo di Sepanjang Jalan Tempat Prostitusi Berkedok Panti Pijat

Lambat laun, jumlahnya semakin bertambah sehingga meresahkan warga. Para pekerja seks komersial (PSK) juga disebut semakin "berani" dalam bekerja karena memasuki jalan perumahan.

Dasrizal menuturkan, hadirnya bisnis prostitusi terselubung itu juga membuat ibu-ibu resah.

"Ibu-ibu juga bingung, kalau bapak-bapak enggak pulang pada khawatir (berkunjung ke panti pijat)," tutur dia.

"Mereka berkedok tempat urut, tapi plus-plus. Panti pijat buka 24 jam. Meresahkan karena (warga dan pengendara yang melintas) dipanggil-panggil (oleh para PSK)," sambung Dasrizal.

Baca juga: Warga Pulogebang Resah, Praktik Prostitusi dari Panti Pijat Mulai Masuki Permukiman

Dasrizal mengatakan, selama ini warga setempat sudah melayangkan teguran. Namun, para pemilik tempat usaha tidak menggubrisnya.

Karena tidak pernah digubris, ibu-ibu majelis taklim yang sudah gerah dengan hal tersebut memutuskan untuk menggelar aksi damai, Minggu (19/11/2023) malam.

Aksi damai berlangsung mulai dari Gang Damai. Kemudian, para peserta berjalan keluar ke Jalan Cakung Cilincing Timur.

Selanjutnya, mereka masuk ke dalam Gang Sejahtera sebelum kembali ke rumah masing-masing untuk mengakhiri aksi damai.

Baca juga: Tuntutan Penutupan Panti Pijat Plus-plus di Cakung Tak Digubris Pemilik Bisnis

"Tidak ada perusakan (oleh peserta) dan lain-lain. Semalam (panti pijat yang masih buka) sudah ditutup warga (saat aksi damai)," ujar Dasrizal.

Sampai saat ini, belasan panti pijat yang sebelumnya buka 24 jam dalam keadaan tutup.

Namun, Dasrizal mengatakan bahwa pihaknya akan bersurat ke pihak Kecamatan Cakung untuk memastikan panti pijat tutup selamanya.

"Kalau masih tidak tutup atau tetap buka, warga yang bakal nutup, setiap minggu kami lakukan aksi. Memang sudah permintaan warga (untuk menutup panti pijat plus-plus)," pungkas Dasrizal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com