Sudah tiga bulan terakhir Rohmanto tinggal di sebuah gubuk kecil yang berada di dalam TPS Rusun Cilincing.
Gubuk tersebut beratap tumpukan bambu bercampur pecahan asbes dan kemudian dilapisi plastik bening serta sobekan terpal biru.
Agar tetap kokoh, gubuk berukuran 2x2 meter tersebut ditopang dengan bambu di beberapa sudut.
Di dalam gubuk, terdapat bale atau “dipan” alakadarnya untuk tempat tidur Rohmanto.
“Iya, dia tidur di gubuk setiap hari. Tiga bulan yang lalu, dia minta tolong sama saya untuk numpang tinggal. Saya bilang, ‘ya sudah, di situ saja. Cari saja kayu-kayu buat bale’,” ungkap Syarifudin.
Baca juga: Ibunda Ghisca Dilaporkan ke Polisi, Diduga Bantu Anak Tipu Fans Coldplay
“(Minta izin ke saya) karena kan saya yang setiap hari urus lingkungan sampah di sini. Pada saat itu kan gubuk ada yang bocor. Nah, sama dia ditambal pakai terpal yang diambil dari TPS ini,” lanjutnya.
Sementara, alasan Rohmanto tinggal di gubuk kecil karena sudah tidak sanggup lagi membayar biaya sewa rumah kontrakan setiap bulan.
“Sudah enggak mampu, enggak bisa mencukupi. Buat makan sehari-hari juga susah. Makanya dia ke sini. Dia pakai terpal dan pakai plastik, dia benarkan sendiri,” tutur Syarifudin.
Saat itu, Syafrudin merasa iba dengan Rohmanto. Ia tidak “memanfaatkan” keadaan dengan menarik biaya sewa tinggal di gubuk.
“Saya enggak duitin, enggak. Enggak disewakan sama saya. Dia mau kasih juga saya tolak, 'ini buat sebulan', 'jangan-jangan'. Ya saya kasihan melihatnya,” katanya.
Baca juga: Sidak SDN Malaka Jaya 10 Buntut Gaji Guru Rp 300.000, Heru Budi: Masalah Sudah Diselesaikan
“(Justru) kalau dia pingin mandi di sini, saya bawain air bersih dari rumah, segalon. Dia mandi di sini. Tapi terkadang dia juga kasih saya rokok sebatang atau dua batang. Ya enggak apa,” tambah Syarifudin.
Selama tiga bulan terakhir, Rohmanto tidak pernah mengungkapkan keberadaan keluarganya.
Padahal, Syafrudin sering kali bertanya dan membujuk mendiang.
Tetapi, respons Rohmanto cenderung diam saat ditanya Syarifudin tentang keluarga.
“Saya sering tanya, ‘Pak, punya saudara di sini (Jakarta) enggak? Kalau bapak kenapa-kenapa, misal sakit atau apa, kan saya yang tanggung jawab’. Tapi dia enggak pernah kasih tahu. Diam saja, enggak mau jawab,” kata Syarifudin.
Baca juga: Sehari Sebelum Bunuh Imam Masykur, Praka Riswandi Manik Ikut RI 3 ke Solo