BEKASI, KOMPAS.com - Harga bahan pokok yang naik serentak membuat ibu rumah tangga bernama Sari (34) geleng-geleng kepala.
Pasalnya, uang belanja yang diberi suaminya tak cukup memenuhi kebutuhan satu pekan ke depan. Segala cara sudah ia lakukan untuk hemat, tapi tetap tak bisa.
"Makanya saya sampai protes sama suami kalau dikasih uang belanja masih kayak biasa," ujar warga Bekasi ini kepada Kompas.com, Senin (4/11/2023).
Baca juga: Update Harga Bahan Pokok 4 Desember, Beras Masih Mahal, Cabai dan Daging Sapi Turun
Setiap hari Sari biasanya diberi uang belanja oleh suaminya sebesar Rp 100.000. Artinya dalam sepekan, ia harus bisa mengelola Rp 700.000 untuk kebutuhan sehari-hari.
"Sekarang, dijatah segitu tidak cukup gara-gara semua harga naik. Mana saya ini banyak anak dan pada doyan nasi," tutur ibu anak tiga ini.
Rencana yang ia buat secara mingguan itu buyar lantaran harga yang kian melambung menjelang akhir tahun. Ia jadi membutuhkan uang tak kurang dari Rp 1.000.000 sepekan.
Sari menyebutkan harga cabai rawit merah saja sekarang sudah tembus Rp 120.000 per kilogram (kg). Padahal, wanita berdarah Sunda ini sangat suka makanan pedas.
Baca juga: Pemerintah Kirim Cabai dari Daerah untuk Tekan Harga di Jakarta, Kemendag: Sudah Turun Kan?
"Harga cabai sudah kayak harga daging sapi. Beli cabai Rp 5.000 itu isinya cuma 10 buah. Tapi namanya kebutuhan, biar mahal juga tetap dibeli," kata Sari.
Sari cukup terpukul dengan harga harga telur yang juga masih tinggi. Sekali pun turun, harga telur belum kembali ke harga semula.
"Biasanya telur itu jadi menu makanan alternatif di akhir bulan. Tapi sekarang beli telur itu sudah mikir dua kali, kayak beli lauk pauk lainnya seperti ikan," kata dia.
Hal yang membuat Sari lebih pusing lagi, harga beras, gula, minyak goreng, hingga terigu juga ikut naik secara bersamaan.
Baca juga: Cegah Kenaikan Harga Jelang Natal-Tahun Baru, Masyarakat Diminta Tak Timbun Bahan Pangan
"Harapannya, semoga harga sembako bisa turun lagi terutama beras. Berasa banget kenaikan harga beras karena sampai sekarang belum turun lagi," Sari berharap.
Bertambahnya pengeluaran juga dirasakan Rena (60). Ia harus merogoh uang belanja hingga Rp 1.200.000 per pekan akibat tingginya kebutuhan pokok.
"Biasanya cuma sekitar Rp 1.000.000 per minggu. Suami mana mau tahu kebutuhan naik, yang penting makanan selalu ada," ucap Rena.
Tingginya harga kebutuhan pokok ini sejalan dengan tingkat inflasi November 2023 secara nasional maupun DKI Jakarta.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi November 2023 mencapai 0,38 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Secara tahunan, tingkat inflasi tercatat 2,86 persen.
Baca juga: Ditanya Ibu-ibu soal Cara Stabilkan Harga, Gibran: Akhir Tahun Memang Naik Semua...
Adapun tingkat inflasi di Jakarta secara bulanan tercatat 0,30 persen. Secara tahunan, inflasi di Ibu Kota tercatat 2,33 persen.
Baik secara nasional atau pun di DKI Jakarta, kontribusi inflasi terbesar terletak pada kelompok harga makanan, minuman, dan tembakau.
Di Jakarta, harga cabai merah tercatat naik hingga 28,54 persen dan cabai rawit sebesar Rp 35,75 persen. Kemudian, harga ayam juga tercatat sebagai penyumbang inflasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.