Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Hipnotis Lansia di Ciracas Mengaku Orang Brunei yang Habis Kena Tipu

Kompas.com - 10/12/2023, 13:12 WIB
Nabilla Ramadhian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Satu dari empat terduga pelaku hipnotis terhadap lansia di Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (24/11/2023), mengaku sebagai seseorang berkewarganegaraan Brunei Darussalam.

Sebagai informasi, Slamet (69) dihipnotis saat dia berjalan kaki di Jalan Raya Ciracas, Jumat pagi. Uang sebesar Rp 69 juta ludes dicuri para pelaku.

"Kata bapak saya, secara fisik perawakannya kayak warga negara asing (WNA). Dia ngakunya orang Brunei," ujar Dwi (42), anak Slamet ketika dihubungi, Jumat (8/12/2023).

Saat berbicara dengan Slamet, pelaku fasih menggunakan Bahasa Indonesia. Hanya saja, berlogat Melayu.

Baca juga: Lansia di Ciracas Jadi Korban Hipnotis, Kerugian Mencapai Rp 69 Juta

Pelaku juga mengatakan, ia tidak tinggal di Brunei Darussalam karena sedang bekerja di perusahaan minyak di Singapura.

Saat melancarkan aksinya dengan menepuk bahu Slamet di Jalan Raya Ciracas, terduga WNA itu juga mengatakan bahwa dia habis ditipu.

"Katanya ketipu sama perempuan, makanya dia diturunin di Jalan Raya Ciracas. Dia cuma singkat saja ngomong, enggak panjang lebar. Langsung fokus ke bagi-bagi rezeki," ungkap Dwi.

Sebelumnya, Slamet dihipnotis oleh empat pria tidak dikenal saat sedang berjalan kaki dari puskesmas ke sebuah apotek di Jalan Raya Ciracas untuk mengambil obat.

Baca juga: Nestapa Lansia di Bekasi, Harta Benda Senilai Rp 350 Juta Seketika Raib Usai Terkena Hipnotis

Hipnotis dimulai saat bahunya tiba-tiba ditepuk oleh terduga WNA yang berjalan dari arah yang berlawanan dengan Slamet.

Pria itu bertanya apakah korban mengetahui lokasi Masjid Kubah Emas, Depok. Ia ingin membagikan rezeki kepada mereka yang tidak mampu.

Namun, terduga WNA tersebut ingin menukarkan dolar Singapura ke Rupiah terlebih dulu.

Tidak lama, seorang pria berpeci datang dari belakang Slamet. Ia bertanya apa yang sedang terjadi.

WNA itu kembali menanyakan soal Masjid Kubah Emas dan menjelaskan soal bagi-bagi rezeki. Mereka menyeberangi jalanan dan kembali mengobrol.

Baca juga: Cerita Lansia Korban Hipnotis di Duren Sawit yang Uang dan Perhiasannya Ludes Digondol Pelaku

Tiba-tiba ada sebuah mobil berwarna hitam menghampiri. Salah satu pelaku menegur pria berpeci dari dalam mobil dan mengajak mereka masuk. Masih dalam keadaan terhipnotis, Slamet turut masuk.

Di dalam mobil, sudah ada sopir dan seseorang yang mengaku bekerja di BRI cabang Ciracas bagian Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Karena masih terhipnotis, Slamet berhasil diyakinkan untuk mengambil uang tunai sebesar Rp 20 juta dari rumahnya dan menarik Rp 49 juta dari tabungan BRI-nya.

Setelah uang sebesar Rp 69 juta berada di tangan para pelaku, Slamet dibawa ke sebuah bank BRI di Jalan Raya Bogor kawasan Depok dan diturunkan di sana.

Di sana, pelaku yang diduga WNA memberikan sebuah amplop yang disebut berisi 15 lembar dolar Singapura untuk ditukar menjadi Rp 150 juta. Namun, Slamet tidak boleh membuka amplop itu.

Ketika Slamet masuk ke dalam bank untuk menukar uang itu, petugas bank menjelaskan bahwa penukaran dolar Singapura menjadi Rupiah tidak bisa dilakukan di sana.

Mereka minta amplop dibuka. Saat dibuka, isinya ternyata empat uang mainan dan 10 potong kertas.

Pada Sabtu (25/11/2023), Dwi melaporkan kejadian itu ke Polres Metro Jakarta Timur. Kasus sedang ditangani.

Barang bukti berupa rekaman CCTV dari bank terkait, uang mainan, dan potongan kertas telah diamankan polisi.

"Korban melapor 25 November 2023, pukul 15.00 WIB. Saat ini kami koordinasi dulu," kata Humas Polres Metro Jakarta Timur AKP Lina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat : Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan Bagi Kelompok Tertentu

Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat : Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan Bagi Kelompok Tertentu

Megapolitan
Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin 'Pulau Sampah' di Jakarta

Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin "Pulau Sampah" di Jakarta

Megapolitan
Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Megapolitan
Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Megapolitan
Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Megapolitan
Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu 'Nombok' Setoran

Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu "Nombok" Setoran

Megapolitan
Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Megapolitan
Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustrasi Dijauhi Teman...

Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustrasi Dijauhi Teman...

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, 'Bekingan' Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, "Bekingan" Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Megapolitan
Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com