Sebagai informasi, Slamet (69) dihipnotis saat dia berjalan kaki di Jalan Raya Ciracas, Jumat pagi. Uang sebesar Rp 69 juta ludes dicuri para pelaku.
"Kata bapak saya, secara fisik perawakannya kayak warga negara asing (WNA). Dia ngakunya orang Brunei," ujar Dwi (42), anak Slamet ketika dihubungi, Jumat (8/12/2023).
Saat berbicara dengan Slamet, pelaku fasih menggunakan Bahasa Indonesia. Hanya saja, berlogat Melayu.
Pelaku juga mengatakan, ia tidak tinggal di Brunei Darussalam karena sedang bekerja di perusahaan minyak di Singapura.
Saat melancarkan aksinya dengan menepuk bahu Slamet di Jalan Raya Ciracas, terduga WNA itu juga mengatakan bahwa dia habis ditipu.
"Katanya ketipu sama perempuan, makanya dia diturunin di Jalan Raya Ciracas. Dia cuma singkat saja ngomong, enggak panjang lebar. Langsung fokus ke bagi-bagi rezeki," ungkap Dwi.
Sebelumnya, Slamet dihipnotis oleh empat pria tidak dikenal saat sedang berjalan kaki dari puskesmas ke sebuah apotek di Jalan Raya Ciracas untuk mengambil obat.
Hipnotis dimulai saat bahunya tiba-tiba ditepuk oleh terduga WNA yang berjalan dari arah yang berlawanan dengan Slamet.
Pria itu bertanya apakah korban mengetahui lokasi Masjid Kubah Emas, Depok. Ia ingin membagikan rezeki kepada mereka yang tidak mampu.
Namun, terduga WNA tersebut ingin menukarkan dolar Singapura ke Rupiah terlebih dulu.
Tidak lama, seorang pria berpeci datang dari belakang Slamet. Ia bertanya apa yang sedang terjadi.
WNA itu kembali menanyakan soal Masjid Kubah Emas dan menjelaskan soal bagi-bagi rezeki. Mereka menyeberangi jalanan dan kembali mengobrol.
Tiba-tiba ada sebuah mobil berwarna hitam menghampiri. Salah satu pelaku menegur pria berpeci dari dalam mobil dan mengajak mereka masuk. Masih dalam keadaan terhipnotis, Slamet turut masuk.
Di dalam mobil, sudah ada sopir dan seseorang yang mengaku bekerja di BRI cabang Ciracas bagian Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Karena masih terhipnotis, Slamet berhasil diyakinkan untuk mengambil uang tunai sebesar Rp 20 juta dari rumahnya dan menarik Rp 49 juta dari tabungan BRI-nya.
Setelah uang sebesar Rp 69 juta berada di tangan para pelaku, Slamet dibawa ke sebuah bank BRI di Jalan Raya Bogor kawasan Depok dan diturunkan di sana.
Di sana, pelaku yang diduga WNA memberikan sebuah amplop yang disebut berisi 15 lembar dolar Singapura untuk ditukar menjadi Rp 150 juta. Namun, Slamet tidak boleh membuka amplop itu.
Ketika Slamet masuk ke dalam bank untuk menukar uang itu, petugas bank menjelaskan bahwa penukaran dolar Singapura menjadi Rupiah tidak bisa dilakukan di sana.
Mereka minta amplop dibuka. Saat dibuka, isinya ternyata empat uang mainan dan 10 potong kertas.
Pada Sabtu (25/11/2023), Dwi melaporkan kejadian itu ke Polres Metro Jakarta Timur. Kasus sedang ditangani.
Barang bukti berupa rekaman CCTV dari bank terkait, uang mainan, dan potongan kertas telah diamankan polisi.
"Korban melapor 25 November 2023, pukul 15.00 WIB. Saat ini kami koordinasi dulu," kata Humas Polres Metro Jakarta Timur AKP Lina.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/12/10/13121761/pelaku-hipnotis-lansia-di-ciracas-mengaku-orang-brunei-yang-habis-kena