JAKARTA, KOMPAS.com - Sultan Rifat Alfatih, korban kabel fiber optik milik PT Bali Tower di kawasan Jakarta Selatan pada Januari 2023 lalu, sudah kembali ke rumahnya.
Kepala RS Polri Kramatjati Brigjen Pol Hariyanto mengatakan, Sultan sudah diperbolehkan untuk rawat jalan.
"Dua pekan lalu (27/11/2023), Sultan sudah boleh rawat jalan. Dua pekan lalu beratnya sudah 56 kilogram dan selama dua pekan di rumah sudah 61 kilogram," tutur dia di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (12/12/2023).
Hariyanto menerangkan, bertambahnya berat badan Sultan membuat tim dokter gabungan dari RS Polri Kramatjati, RS Fatmawati, dan RS Cipto Mangunkusumo, menyatakan gizinya sudah mencukupi.
Baca juga: Sultan Korban Jeratan Fiber Optik Kehilangan Indra Penciuman Usai Operasi Pengangkatan Pita Suara
Pasalnya, ketika mulai dirawat di RS Polri Kramatjati pada 3 Agustus, berat badan Sultan hanya 45 kilogram. Sementara tinggi badannya 182 sentimeter (cm).
Menurut dia, membaiknya berat badan Sultan memungkinkan tim dokter untuk melangkah ke tahap selanjutnya.
"Perbaikan keadaan umum (yang mencakup berat badan) untuk mempersiapkan tindakan operasi, termasuk konsultasi psikiatri dan psikolog," jelas Hariyanto.
Ketika kondisi Sultan secara umum dinyatakan membaik, tindakan operasi dilakukan.
Dokter Yosita Rahman selaku spesialis THT dan kepala tim penanganan Sultan menambahkan, operasi total yang mencakup penangkatan pita suara dan rekonstruksi eksofagus dilakukan pada 19 Oktober.
"Operasi berlangsung selama 12 jam. Pasca tindakan, pasien kami rawat ketat di ICU. Alhamdulillah, pasien dapat melalui masa kritis dengan baik," ucap dia.
Baca juga: Sultan Rifat Sering Dijenguk Teman, Ayah: Itu Obat buat Anak Saya, Dia Jadi Happy
Pada 16 November, tim dokter melakukan tes makan dan makanan berhasil melewati tenggorokan Sultan. Selang NGT pun dicabut.
Untuk berbicara, Sultan masih menggunakan alat bernama elektrolaring untuk sementara waktu.
Elektrolaring adalah alat yang ditempel di leher. Alat ini memungkinkan seseorang berbicara tanpa harus mengeluarkan suara.
"Rencananya dilakukan pelatihan (berbicara) menggunakan suara eksofagus, yang mungkin ini membutuhkan waktu. Alhamdulillah, saat ini pasien sudah dapat makan bubur dengan baik, pasien bisa bicara menggunakan elektrolaring, dan gizinya sudah menjadi gizi cukup. Luka di lehernya telah sembuh," ujar Yosita.
"Bismillah, mudah-mudah Sultan dapat kembali beraktivitas," pungkas dia.
Baca juga: Ayah Sultan Rifat Sebut PT Bali Tower Tak Pernah Meminta Maaf
Diketahui, peristiwa yang menimpa Sultan terjadi di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, pada 5 Januari 2023.
"Kronologinya, pada 5 Januari 2023, anak saya pamitan mau main sama teman semasa SMA-nya sekitar pukul 22.00 WIB," kata Fatih, ayah Sultan.
Dari kediamannya di bilangan Bintaro, Sultan bersama beberapa teman SMA-nya mengemudikan kendaraan roda dua ke arah Jalan TB Simatupang, lalu belok kiri ke Jalan Pangeran Antasari.
Setelah Sultan menyusuri Jalan Pangeran Antasari sejauh satu kilometer, tiba-tiba ada mobil SUV yang berhenti di depan motor korban.
Baca juga: Kondisi Sultan Rifat Terus Membaik sejak Dirawat di RS Polri, Berat Badannya Naik 10 Kg
Mobil itu berhenti karena ada kabel fiber optik yang melintang di tengah jalan. Sopir SUV yang bergerak perlahan untuk melewati kabel menjuntai diduga salah perhitungan.
Sebab, sopir diduga tidak menyadari kabel tersebut menyangkut di bagian atap mobil.
"Karena kabel fiber optik terbuat dari serat baja, kabelnya jadi tidak putus saat tertarik beberapa meter. Kabel berbalik ke arah belakang dan menjepret leher anak saya," ujar Fatih.
"Seketika itu juga anak saya langsung terjatuh akibat jeratan kabel," katanya lagi.
Sultan yang tak sadarkan diri kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati untuk mendapat pertolongan pertama.
Akibat kecelakaan itu, Sultan kesulitan untuk berkomunikasi. Ia bahkan tidak bisa berbicara.
Sultan juga tak bisa lagi bernapas melalui hidung dan mulut. Ia harus menggunakan alat bantu pernapasan yang dipasang dari leher.
Selain itu, Sultan juga hanya bisa mengonsumsi cairan. Akibatnya, berat badannya saat itu terus menyusut.
Setelah kasusnya disorot oleh Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Sultan pun diminta menjalani perawatan intensif di RS Polri Kramatjati. Namun, saat ini Sultan telah diizinkan untuk menjalani perawatan di rumah atau rawat jalan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.