Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibadah di GPIB Immanuel Jakarta Tak Lagi Gunakan Bahasa Belanda Sejak Covid-19 Melanda

Kompas.com - 24/12/2023, 16:44 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kegiatan ibadah di GPIB Immanuel Jakarta di Gambir, Jakarta Pusat, sudah tidak lagi menggunakan bahasa Belanda.

Pendeta Abraham Ruben Persang menuturkan, pelayanan menggunakan bahasa itu telah dihilangkan sejak Covid-19.

"Setelah Covid-19 dan dievaluasi, ternyata para pelayan tentunya ada keterbatasan dalam bahasa Belanda," ungkap dia di lokasi, Minggu (24/12/2023).

Baca juga: Pertahankan Budaya, Misa Natal di GPIB Immanuel Jakarta Juga Gunakan Bahasa Inggris

GPIB Immanuel Jakarta adalah gereja peninggalan zaman Belanda. Sejak berdiri pada 1839, kegiatan ibadah sudah menggunakan bahasa Belanda.

Seiring waktu, bahasa Inggris dan bahasa Indonesia digunakan. Tiga bahasa digunakan dalam kegiatan ibadah di GPIB Immanuel Jakarta hingga Covid-19 melanda.

Abraham mengatakan, jemaat yang menggunakan bahasa Belanda rata-rata adalah lansia.

Sejak mereka tiada, tidak ada lagi yang bisa mengerti bahasa itu di kalangan jemaat GPIB Immanuel Jakarta.

"Pelayan-pelayan yang sudah senior tahu bahasa Belanda, tapi sudah sangat lansia. Usia 80 tahunan. Jadi sudah agak sulit untuk bertugas," kata Abraham.

Baca juga: Pengamanan di GPIB Immanuel Jakarta Diperketat Jelang Misa Natal 2023

Pihak gereja pernah mencoba menjalin hubungan dengan Kedutaan Besar Belanda.

Sebab, mereka ingin tetap menggunakan bahasa Belanda untuk pelayanan.

"Tapi mereka cuma bisa mengimbau (warga Belanda di Indonesia). Jadi dikembalikan ke masing-masing orang (untuk beribadah di GPIB Immanuel Jakarta)," ucap Abraham.

Saat ini, kegiatan ibadah di gereja itu hanya menggunakan dua bahasa, yakni bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.

"Itu (bahasa Inggris) memang diadakan untuk jemaat Indonesia yang kerja di luar negeri atau lebih nyaman dengan bahasa Inggris, dan juga pekerja luar negeri atau ekspatriat yang beribadah di sini," tutur Abraham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com