Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pesan Damai Pemilu 2024 Warnai Perayaan Natal di Tahun Politik

Kompas.com - 25/12/2023, 18:01 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Perayaan Natal tahun ini cukup berbeda dari beberapa tahun terakhir. Selain telah bebas dari pandemi Covid-19, perayaan Natal tahun ini disambut dengan tahun politik.

Seperti diketahui, kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 bakal digelar sebentar lagi. Pesan damai dalam perayaan Natal kali ini pun ikut disuarakan.

Beberapa gereja menyampaikan pesan agar Pemilu tahun depan tak berujung pada perpecahan antarumat di tengah perbedaan pandangan politik.

Baca juga: Gembiranya Anak-anak Rayakan Natal 2023 di Gereja Katedral Jakarta, Dapat Hadiah dari Sinterklas

Minta umat tak golput

Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo meminta umat Katolik tidak memilih jadi golongan putih (golput) saat Pemilu 2024 mendatang.

Hal ini disampaikan Kardinal Suharyo dalam konferensi pers, usai memimpin misa Natal 2023 di Gereja Katedral Jakarta, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Senin (25/12/2023).

“Kepada umat Katolik, silakan datang untuk ikut memilih calon-calon pemimpin kita. Dengan suara hati masing-masing, tidak ada paksaan," ujar Suharyo.

Ia pun mengimbau agar para pemilih menentukan calon presiden dan wakil presiden sesuai hati nurani, serta mempertimbangkan segala aspek.

Kemudian jika pemimpin baru telah terpilih, kata Suharyo, maka masyarakat harus menerima dengan lapang dada.

Baca juga: Berkunjung ke Gereja Immanuel, Muhadjir: Semoga Natal 2023 Mendatangkan Keberkahan

Tak saling menghakimi

Ketua Majelis Jemaat GPIB Immanuel, Abraham Ruben Persang mengimbau agar para jemaat tidak saling menghakimi meski berbeda pilihan dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Hal tersebut disampaikan Abraham ketika mamaknai perayaan Natal yang berlangsung di tengah-tengah tahun politik.

“Ketika warga jemaat punya perbedaan pilihan, itu hak masing-masing. Tapi, jangan salah satu dengan yang lainnya saling menghakimi atau itu (perbedaan pilihan) menjadi bahan konflik,” kata Abraham di GPIB Immanuel, Gambir, Jakarta Pusat.

Abraham menekankan, setiap jemaat harus melihat kepentingan yang lebih besar dibandingkan bertengkar karena berbeda pilihan.

"Kita tinggal di rumah yang sama, yaitu Indonesia. Karena itu, bukan soal pasangan calon saya yang menang. Tapi Indonesia yang harus menang,” ujar Abraham.

Baca juga: KPK Hadirkan Pendeta, Beri Khotbah untuk 24 Tahanan Korupsi di Hari Natal

Hargai perbedaan pandangan politik

Sebelumnya, Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta agar perbedaan pandangan dan pilihan politik tidak memengaruhi kegiatan peribadatan pada hari raya Natal 2023.

Pesan itu disampaikan Listyo kepada pendeta dan para jemaat saat berkunjung ke GPIB Immanuel Jakarta, Minggu (24/12/2023).

“Pak Pendeta, kami mohon izin titip, karena saat ini kita sedang masuk dalam tahapan pemilu, yang biasanya terdapat perbedaan pendapat pada saat memilih pemimpin nasional. Biarkan itu menjadi bagian dari keberagaman yang harus kita hormati,” ujar Listyo.

Menurut Listyo, perayaan Natal 2023 harus menjadi momentum untuk menjaga persatuan dan kesatuan di tengah tahun politik.

Dalam kesempatan itu, Listyo juga meminta pendeta dan jemaah GPIB Immanuel mendoakan Indonesia tetap aman dan damai.

Baca juga: Tergantung Harapan di Pohon Natal GPIB Immanuel agar Palestina Merdeka

Tak ada simbol politik

Jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Gunung Sahari, Jakarta Pusat menegaskan, tidak ada unsur politik dalam kegiatan misa malam natal, Minggu (24/12/2023).

Hal itu disampaikan perwakilan pengurus gereja saat menerima kunjungan rombongan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, bersama pimpinan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).

"Terima kasih pak Heru dan jajaran atas kunjungannya. Yang pasti tidak ada simbol satu, dua, tiga di Gereja ini,” ujar perwakilan GKI Gunung Sahari

Adapun kedatangan Heru Budi ke GKI Gunung Sahari adalah bagian dari rangkaian safari malam Natal untuk mengecek persiapan dan pelaksanaan misa.

(Tim Redaksi : Baharudin Al Farisi, Zintan Prihatini, Tria, Sutrisna, Ihsanuddin, Tria Sutrisna, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Jessi Carina, Dani Prabowo,

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com