JAKARTA, KOMPAS.com — Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo tak mempersoalkan hasil survey Centre for Strategic and International Studies (CSIS) terbaru.
Berdasarkan survei yang digelar pada 13-18 Desember 2023 atau sehari pasca debat pertama Pilpres 2024 itu, elektabilitas pasangan calon Ganjar-Mahfud MD sebesar 19,4 persen.
Perolehan ini menempatkan Ganjar berada di urutan paling bontot setelah paslon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
"Ya, kemarin ada survey CSIS. Indikator (Politik) hampir keluar bersamaan dan hasilnya ternyata memang berbeda," ujar Ganjar kepada wartawan di Gedung Serbaguna Gelora Bung Karno (GBK), Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (28/12/2023).
Baca juga: Survei CSIS: Elektabilitas Ganjar-Mahfud Ungguli Prabowo-Gibran di Jateng dan DIY
"Dan tentu saja biarkan kami hormati hasil survey itu," tegas dia.
Menurut Ganjar, saat ini yang terpenting adalah bagaimana seluruh kader partai pendukung dirinya dan Mahfud serta relawan dapat saling bekerja sama untuk bertemu dan berkomunikasi dengan masyarakat.
"Karena itulah yang Anda rasakan relasi langsung dengan masyarakat. Itu suara sejatinya," tutur Ganjar.
"Makin banyak bergerak, makin banyak bertemu, realitas itu yang Anda temui," imbuh dia.
Sebagai informasi, paslon Prabowo-Gibran memperoleh elektabilitas 43,7 persen. Sedangkan Anies-Muhaimin memperoleh elektabilitas 26,1 persen.
Jumlah sampel 1.300 responden yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Margin of error lebih kurang 2,7 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca juga: Bertemu Petani dan Nelayan, Ganjar Menerima Keluhan Pupuk hingga BBM
Dalam survei kali ini, sebanyak 6,4 persen responden belum menentukan pilihan. Sementara 4,5 persen tidak menjawab.
Sebelumnya, lembaga survei Indikator Politik Indonesia juga merilis hasil survei yang juga menempatkan paslon Prabowo-Gibran di urutan pertama dengan elektabilitas 46,7 persen.
Bedanya, pada urutan kedua ditempati oleh paslon Ganjar-Mahfud dengan 24,5 persen dan Anies-Muhaimin dengan 21 persen.
Berbeda dengan CSIS, Indikator Politik Indonesia melakukan survei pada 23-24 Desember 2023 terhadap 1.217 responden atau sehari pasca debat kedua Pilpres 2024 digelar.
Adapun survei ini digelar dengan metode random digit dialing atau RDD (265 responden) dan double sampling atau DS (952 responden), dengan usia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki ponsel.