Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sebut Terduga Pelaku "Bullying" Terhadap Siswi SMA di Tangsel adalah Alumni

Kompas.com - 13/01/2024, 18:31 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kepala Unit (Kanit) Reskrim Polsek Ciputat Timur Iptu Krisna Hasiholan mengatakan, terduga pelaku bullying terhadap siswi SMA di Pondok Ranji, Tangerang Selatan, adalah alumni sekolah tersebut.

Adapun dugaan aksi perundungan itu terjadi di salah satu taman perumahan yang letaknya tak jauh dari sekolahnya pada Rabu, 10 Januari 2024 siang.

"Terduga pelaku alumni. Sedangkan siswi itu kelas dua SMA," ujar Krisna saat dihubungi, Sabtu (13/1/2024).

Berdasarkan keterangan korban saat melapor, terduga pelaku merundung korban seorang diri. Adapun peran rekan pelaku yang ada di lokasi masih dialami.

"Terduga pelaku sementara satu orang, peran yang lain masih dalami. Pemicu sementara itu masih salah paham, tapi masih kami dalami lagi," kata Krisna.

Baca juga: Beredar Video Aksi Bullying Terhadap Siswi SMA di Tangsel, Polisi Sebut Korban Sudah Melapor

Siswi dari Sekolah Menengah Atas (SMA) di kawasan Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, diduga menjadi korban bullying. Tangkapan layar video di Instagram Siswi dari Sekolah Menengah Atas (SMA) di kawasan Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, diduga menjadi korban bullying.

Aksi bullying itu awalnya diketahui dari video beredar di media sosial Instagram. Namun, kini video itu telah dihapus.

Dalam video yang diunggah di media sosial, siswi SMA tersebut mengenakan seragam pramuka.

Pelajar itu semula saling berhadapan seorang perempuan mengenakan baju berwarna biru dongker dan celana jeans hitam.

Tak terdengar apa yang diperbincangkan oleh keduanya di dalam video itu. Tetapi, tak lama siswi tersebut dipukul pada bagian dada kiri. Lalu, didorong hingga terjatuh ke tempat sampah.

Baca juga: Polisi Cek TKP Siswi SMA Jadi Korban Bullying di Tangsel

Sebelumnya, Ketua RT 003 Pondok Ranji, Ciputat Timur, Boy Hendrawan membenarkan bahwa aksi bullying yang dialami siswi SMA itu terjadi di lingkungannya.

"Kejadian terlihat di wilayah saya di sini di lapangan Kuda Laut di alvania 1 kejadiannya," ujar Boy.

Menurut Boy, taman yang merupakan fasilitas umum perumahan itu selama ini kerap menjadi tempat berkumpul pelajar.

Adapun lokasi perubahan itu memang tidak jauh dari sejumlah sekolah, baik SD, SMP, sampai SMA.

"Memang di Taman Kuda Laut sering dipakai kumpul anak SMP dan anak SMA. Cuma tidak sampai terjadi kayak gitu biasanya," kata Boy.

Baca juga: FSGI Dorong Pemda Segera Cegah dan Tangani Kasus Bullying di Sekolah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Marak Pelat Nomor Palsu di Jakarta, Pedagang: Saya Enggak Berani Kalau Tak Sesuai STNK

Marak Pelat Nomor Palsu di Jakarta, Pedagang: Saya Enggak Berani Kalau Tak Sesuai STNK

Megapolitan
Kabel di Jalan Ahmad Yani Bogor Semrawut, Warga Khawatir Bahayakan Pengguna Jalan

Kabel di Jalan Ahmad Yani Bogor Semrawut, Warga Khawatir Bahayakan Pengguna Jalan

Megapolitan
Cita-cita sejak Kecil Buat Pemilik Pajero Dikejar Polisi di Tol Jatiasih lalu Ditilang

Cita-cita sejak Kecil Buat Pemilik Pajero Dikejar Polisi di Tol Jatiasih lalu Ditilang

Megapolitan
Bocah di Bekasi Tewas di Lubang Galian Air, Polisi Temukan Indikasi Praktik Dukun di Rumah Pelaku

Bocah di Bekasi Tewas di Lubang Galian Air, Polisi Temukan Indikasi Praktik Dukun di Rumah Pelaku

Megapolitan
Tolak Tapera, Pekerja Singgung Kasus Korupsi Asabri dan Jiwasraya

Tolak Tapera, Pekerja Singgung Kasus Korupsi Asabri dan Jiwasraya

Megapolitan
Bocah di Bekasi yang Ditemukan Dalam Lubang Galian Air Diduga Tewas karena Dibekap

Bocah di Bekasi yang Ditemukan Dalam Lubang Galian Air Diduga Tewas karena Dibekap

Megapolitan
Saat Orang Berlomba-lomba Ingin Jadi Pejabat di Jalanan, Gunakan Pelat Dinas Palsu agar Bebas Hambatan...

Saat Orang Berlomba-lomba Ingin Jadi Pejabat di Jalanan, Gunakan Pelat Dinas Palsu agar Bebas Hambatan...

Megapolitan
Tolak Tapera, Warga: Kesannya kayak Dipaksa Punya Rumah, padahal Masih Banyak Kebutuhan Lain

Tolak Tapera, Warga: Kesannya kayak Dipaksa Punya Rumah, padahal Masih Banyak Kebutuhan Lain

Megapolitan
Dharma Pongrekun-Kun Wardana Diminta Perbaiki Data 500.000 Pendukung untuk Bisa Maju pada Pilkada DKI 2024

Dharma Pongrekun-Kun Wardana Diminta Perbaiki Data 500.000 Pendukung untuk Bisa Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pemerintah Disarankan Memperbesar Subsidi Rumah Dibanding Mewajibkan Tapera

Pemerintah Disarankan Memperbesar Subsidi Rumah Dibanding Mewajibkan Tapera

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 3 Juni 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 3 Juni 2024

Megapolitan
Hilang 3 Hari, Bocah Perempuan di Bekasi Ditemukan Tewas di Dalam Lubang Galian Air

Hilang 3 Hari, Bocah Perempuan di Bekasi Ditemukan Tewas di Dalam Lubang Galian Air

Megapolitan
Warga: Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah, Masyarakat Cuma Jadi Roda Pemenuh Hasrat Kekuasaan

Warga: Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah, Masyarakat Cuma Jadi Roda Pemenuh Hasrat Kekuasaan

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling Jakarta 3 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling Jakarta 3 Juni 2024

Megapolitan
Dharma Pongrekun Diberi Waktu hingga 7 Juni 2024 untuk Memperbaiki Berkas Syarat Maju pada Pilkada DKI

Dharma Pongrekun Diberi Waktu hingga 7 Juni 2024 untuk Memperbaiki Berkas Syarat Maju pada Pilkada DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com