“Katanya, ‘oh bapak caleg? Modalnya dari mana? Kan caleg uangnya harus banyak’, ‘itu permasalahannya. Saya ojol, enggak punya uang. Ini saja baru dapat tiga orderan’. Dia bilang, ‘Bapak kirimkan foto, mau bagaimana gayanya, nanti saya desain dan buatkan stiker’,” ujar Rusli.
Setelah dua hari, penumpang itu memberitahu Rusli agar segera mengambil 2.000 stiker di salah satu percetakan di Jakarta Pusat.
Bukan hanya sekali, Rusli sudah dibantu penumpang yang berbeda-beda sebanyak tiga kali. Mereka membantunya dengan membuat spanduk, baliho, dan bendera.
Namun, lagi-lagi, karena keterbatasan biaya, Rusli harus memasangnya sendiri di sejumlah titik.
“Iya, pasang sendiri. Itu kan yang saya upload di TikTok dan Alhamdulillah dapat respons dan dukungan yang baik, meski ada yang bukan masuk jangkauan dapil saya,” katanya.
“Pasang baliho malam-malam, sama anak perempuan saya. Saya pulang jam 12 malam, habis narik, mau pasang baliho yang dari penumpang, anak minta ikut. Awalnya saya tolak, tapi dia mau bantuin saya,” tambahnya.
Adapun pengeluaran uang pribadi senilai Rp 5 juta salah satunya untuk membuat kaus di Pasar Senen, Jakarta Pusat. Itu pun, Rusli harus tawar menawar terlebih dahulu.
“Saya bikin kaus 50. Satunya Rp 65.000, jadi sekitar Rp 3,2 juta sekian. Jujur, saya juga sempat ditolak bikin kaus hanya 50, karena harus banyak bikinnya. Tapi Alhamdulillah, dikasih juga,” ujar Rusli.
Selebihnya, pengeluarannya saat kampanye adalah ketika blusukan ke dapil. Tentunya, ungkap Rusli, terjun seorang diri mengingat keterbatasan dana kampanye.
Baca juga: Saat Para Capres dan Caleg Dicap Tersangka Penusukan...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.