JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah video viral di media sosial TikTok yang memperlihatkan seorang pria berjaket hijau tengah memasang alat peraga kampanye (APK) miliknya di salah satu jembatan layang.
Video yang diambil pada saat malam hari itu menyebutkan, pria tersebut merupakan calon legislatif (caleg) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta daerah pemilih (Dapil) IV dari Partai Buruh.
Berdasarkan penelusuran Kompas.com di laman resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU), pria tersebut bernama Rusli (54) dan terdaftar sebagai Caleg DPRD DKI Jakarta Dapil IV.
Baca juga: Saat Para Capres dan Caleg Dicap Tersangka Penusukan...
Dalam kesehariannya, Rusli berprofesi sebagai pengemudi ojek online (ojol) sejak 2016 hingga sekarang. Pendidikan terakhirnya adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) 51 Jakarta Timur angkatan 1989.
Dalam sesi wawancara di sebuah saung wilayah Balekambang, Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (17/1/2024), Rusli mengungkapkan bahwa ia merupakan kepala rumah tangga dari seorang istri dan tiga anaknya.
“Anak pertama saya, Alhamdulillah, sudah lulus D3 di UNJ dan melanjutkan S1 di Universitas Bakrie. Sekarang, dia pengin lanjut S2. Anak kedua saya sudah lulus S1 dari Polimedia Kreatif, Srengseng Sawah. Anak ketiga saya sekarang masih kuliah di Universitas Brawijaya, Malang,” ungkap Rusli.
Ketika mengungkapkan hal tersebut, mata Rusli berkaca-kaca. Sebab, dengan profesinya sebagai buruh ini bisa mengantarkan ketiga anaknya untuk mengemban pendidikan yang lebih baik dibandingkan dirinya dan istri.
Saat ini Rusli dan keluarganya mengontrak di kawasan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara dengan biaya sewa Rp 1,5 juta per bulan.
Pada 2015, Rusli mengundurkan diri sebagai buruh pabrik di kawasan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Alasannya, ia ingin rehat karena akan memasuki usia senja.
“Saya hanya pengin bikin usaha apa kek gitu, yang enggak mengisi daftar hadir setiap pagi,” ucap Rusli.
Satu tahuh berselang, ia masih belum menemukan usaha yang cocok. Tetapi, saat melintas di sebuah jalan, Rusli bertemu dengan rekannya yang berprofesi sebagai pengemudi ojol.
Ia menghampiri dan bertegur sapa satu sama lain. Di sebuah warung kelontong, ia mendengar keluhan dari para pengemudi ojol.
Keesokan hari sampai seterusnya, ia kembali datang ke warung kelontong meski tidak ada temannya. Jiwa aktivis karena tergabung dalam serikat buruh dari pekerjaan sebelumnya sejak 1990-an masih melekat.
“Akhirnya saya tertarik menjadi ojol. Ya sudah, saya mendaftarkan diri keesokan harinya dengan membawa berkas berupa ijazah, SKCK, BPKP, STNK, SIM, foto dan sebagainya,” ujar Rusli.
Terlepas ingin mencari uang, ia tidak menampik bahwa dengan mendaftarkan diri untuk pekerjaan tersebut, Rusli telah “menggadaikan” keluarganya.