Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Tewas, 3 Korban Tembok Roboh di Tebet Sempat Bertemu Keluarga Lainnya

Kompas.com - 21/01/2024, 18:45 WIB
Nabilla Ramadhian,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga korban yang tertimpa tembok roboh di Tebet, Jakarta Selatan, sempat bertemu dengan angggota keluarga lainnya sebelum tewas di tempat, Minggu (21/1/2024).

Tiga korban jiwa mencakup S (80) selaku kepala keluarga, T (74) selaku istri S, dan D (35) selaku salah satu anak dari S dan T.

"Posisi saya habis kasih makan ibu dan saya kasih minum obat. Pas tembok roboh, saya enggak ada di situ," ujar Amry (41) selaku salah satu anak S dan T di lokasi, Minggu.

Adapun, S dan T tinggal di sebuah lapak yang menempel dengan tembok roboh itu.

Sehari-hari, lapak itu juga difungsikan sebagai warung. Kebetulan, saat peristiwa terjadi, S dan T sedang tidak berjualan.

Baca juga: 3 Korban yang Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Tebet adalah Keluarga

Amry tidak mengingat pasti kapan dirinya berkunjung. Namun, ia berkunjung sebelum adiknya tiba bersama anaknya, MF (9).

MF pun turut menjadi korban dalam peristiwa tembok roboh itu. Beruntung, ia hanya mengalami luka pada bagian wajah dan tangan.

"Saya kasih minum obat ke ibu saya, lalu adik saya datang. Habis itu saya izin pergi ke bawah (tempat teman-temannya) sebelum jam 12.00-an WIB. Pas tembok roboh, saya enggak hadir," ungkap Amry.

"Yang meninggal itu ayah, bapak, dan adik saya. Yang selamat ponakan saya, anak dari adik saya," imbuh dia.

Anggota keluarga lainnya yang sempat bertemu dengan para korban adalah Doni (74). Ia berkunjung sejak pukul 08.00 WIB.

Baca juga: Tembok Roboh di Tebet, 3 Orang Meninggal Dunia, 1 Luka-luka

Doni mengatakan, ia berkunjung untuk mengobrol dengan S dan T. Namun, sebelum pukul 12.00 WIB, Doni pulang.

"Pas saya bilang mau pulang sebelum jam 12.00-an WIB, beberapa saat kemudian saya ditelepon keponakan saya (Amry). Saya ditelepon, katanya temboknya roboh," ungkap dia di lokasi, Minggu.

Mulanya, Doni tidak percaya. Bahkan, ia sempat marah kepada Amry lantaran mengira keponakannya berbohong.

Doni pun langsung berlari dari rumahnya menuju lokasi kejadian. Ia melihat bahwa tembok sudah roboh dan nyawa tiga keluarganya tidak terselamatkan.

"Namanya juga takdir, enggak ada yang tahu. Tadi juga ada yang bilang ke saya, untung saya selamat. Saya juga enggak tahu," tutur Doni.

Baca juga: Ibu Tewas di Tempat Usai Lindungi Anak dari Tembok Roboh di Tebet

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com