JAKARTA, KOMPAS.com - Warga RW 10 Kelurahan Pejaten Timur, Arifin (57), mengatakan bahwa pendapatan penjaga Tanjakan Lengkong tidak menentu setiap harinya.
Hal tersebut tergantung dengan keikhlasan para pengendara sepeda motor yang melintas di Tanjakan Lengkong.
“Ya tergantung, enggak menentu. Terkadang, sampai dua batang rokok kretek saja, enggak ada yang kasih. Tapi enggak apa-apa, memang niatnya ibadah,” ujar Arifin saat ditemui Kompas.com, Selasa (23/1/2024).
Selama tiga tahun terakhir menjadi penjaga Tanjakan Lengkong, Arifin bertugas pada malam hari.
Baca juga: Mengenal Tanjakan Lengkong di Permukiman Jakarta yang Disebut Mirip Rio de Janeiro
“Sebenarnya waktu sif saya itu dari jam 18.00 WIB. Cuma, saya penginnya sehabis isya, selesaikan waktu shalat dulu. Nah, habis itu baru sampai jam 00.00 WIB,” ujar Arifin.
Selepas shalat subuh, Arifin kembali menjaga Tanjakan Lengkong sampai pukul 06.00 WIB.
“Kalau digabung, Rp 100.000 (sehari) sampai. Cuma, ya kadang-kadang juga bisa Rp 60.000 sampai Rp 70.000,” ungkap Arifin.
Pria yang sudah tinggal di Pejaten Timur sejak 1992 itu menuturkan, pendapatan penjaga Tanjakan Lengkong seiring berjalannya waktu kian menurun.
Sebab, para pengendara sepeda motor yang melintas sudah tidak banyak jika dibandingkan pada 2020 sampai 2021.
Baca juga: Cerita Penjaga Tanjakan Lengkong di Pejaten Timur, Beribadah demi Keselamatan Pengendara
“Ya gimana ya, untuk pendapatan enggak menentu. Terkadang Rp 57.000. Kalau dulu, lumayan. Dulu Rp 200.000 hanya satu malam bisa,” ujar Arifin.
Ayah tiga anak itu menjelaskan penyebab menurunnya jumlah pengendara motor yang melintas di Tanjakan Lengkong. Kata dia, hal ini dikarenakan Flyover Tapal Kuda Tanjung Barat telah rampung dikerjakan.
“Adanya penjaga ini kan karena pengguna jalan memilih untuk memangkas waktu. Makanya tahun 2020 baru ada penjaga di Tanjakan Lengkong gara-gara ada pembangunan flyover,” imbuh Arifin.
Meski sudah tidak sebanyak dulu, para penjaga tetap berkegiatan di Tanjakan Lengkong.
Pasalnya, hadirnya penjagaan di Tanjakan Lengkong ini untuk keselamatan para pengendara sepeda motor yang melintas.
“Kami di sini untuk menolong, membantu jalannya orang agar selamat sampai tujuan, tidak kecelakaan. Tapi, kadang-kadang, ada saja yang nyerobot juga,” kata Arifin sambil tertawa.