Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penjaga Tanjakan Lengkong di Pejaten Timur, Beribadah demi Keselamatan Pengendara

Kompas.com - 23/01/2024, 18:26 WIB
Baharudin Al Farisi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah tiga tahun Arifin (57) menjadi penjaga Tanjakan Lengkong di RW 10 Kelurahan Pejaten Timur, Jakarta Selatan.

Tidak sendiri, Arifin bersama teman-temannya bergantian menjaga tanjakan tersebut. Tujuannya agar para pengguna jalan selamat sampai tujuan masing-masing.

Arifin bercerita, pada Oktober 2019, jumlah pengendara sepeda motor yang melintasi Tanjakan Lengkong mulai meningkat.

Sebab, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mulai membangun Flyover Tapal Kuda Tanjung Barat dan Lenteng Agung. Imbasnya, kemacetan di wilayah itu tidak terhindarkan.

“(Lewat Tanjakan Lengkong) karena pengin memotong jalan. Lewat sana (Jalan Raya Pasar Minggu belok kiri ke Jalan Poltangan Raya) jauh dan macet, karena ada pembangunan flyover tapal kuda itu,” kata Arifin saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (23/1/2024).

Baca juga: Menjala Harapan di Kampung Nelayan Marunda Kepu

Seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna jalan di Tanjakan Lengkong, keributan antar-pengendara motor kerap kali terjadi. Mereka saling serobot dan mendahului.

Padahal, Tanjakan Lengkong hanya muat dilalui satu motor.

“Ini nih, kayak begini contohnya. Orang-orang yang kayak begini enggak menyadari keselamatan. Ada penjaga saja kayak begini, bagaimana tidak? Masih dijaga saja terkadang Ragunan (sumpah serapah) keluar,” ucap Arifin.

Beberapa bulan pembangunan Flyover Tanjung Barat berjalan, tepatnya 1 Januari 2020, musibah longsor melanda Tanjakan Lengkong.

Kondisi tersebut membahayakan para pengguna jalan Tanjakan Lengkong.

Baca juga: Lautan Sampah di Pesisir Marunda Kepu, Perahu Nelayan Bersandar di Tumpukan

Alhasil, warga setempat serta pemangku wilayah berembuk. Mereka memikirkan keselamatan pengguna jalan, mengingat meningkatnya jumlah pengendara motor di Tanjakan Lengkong.

“Kami berembuk, hasilnya mengadakan buka tutup (di Tanjakan Lengkong). Karena di situ untuk menyelamatkan pengendara dan pengguna jalan ini,” ujar Arifin.

“Itu jalannya longsor. Bahaya kalau enggak buka tutup, banyak orang yang jatuh, karena jalannya sempit dan membahayakan,” tambah dia.

Sistem buka tutup ini diatur oleh para penjaga Tanjakan Lengkong, yakni Arifin dan kawan-kawan. Pengguna jalan hanya tinggal menunggu aba-aba dari penjaga.

“Karena jalannya licin dan tikungan, kalau enggak hati-hati, itu banyak yang jatuh. Apalagi musim hujan dan gerimis, itu lebih banyak yang jatuh. Kami sering tolongin orang, ini (dengkul dan tulang kering) sampai luka-luka, karena kami di sini untuk menolong, membantu jalannya orang agar selamat, tidak kecelakaan,” tutur Arifin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini Ucapan Tukang Soto yang Memprovokasi Faizal Bunuh Pamannya di Tangsel

Ini Ucapan Tukang Soto yang Memprovokasi Faizal Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Usung Supian Suri di Pilkada Depok, PDI-P: Beliau Tahu Persoalan dan Kebutuhan Warga

Usung Supian Suri di Pilkada Depok, PDI-P: Beliau Tahu Persoalan dan Kebutuhan Warga

Megapolitan
Enam Parpol di Depok Sepakat Bentuk Koalisi Sama-Sama, Bakal Usung Sekda Supian Suri di Pilkada

Enam Parpol di Depok Sepakat Bentuk Koalisi Sama-Sama, Bakal Usung Sekda Supian Suri di Pilkada

Megapolitan
2 Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Tundukkan Kepala Saat Dihadirkan di Konferensi Pers

2 Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Tundukkan Kepala Saat Dihadirkan di Konferensi Pers

Megapolitan
Pengendara Minta Pemerintah Cari Solusi Atasi Kemacetan di Tanjung Priok

Pengendara Minta Pemerintah Cari Solusi Atasi Kemacetan di Tanjung Priok

Megapolitan
Penyesalan Pembunuh Paman di Pamulang: Kok Saya Bisa Sampai Segitunya...

Penyesalan Pembunuh Paman di Pamulang: Kok Saya Bisa Sampai Segitunya...

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada Bogor, Sespri Iriana Jokowi: Elektabilitas Saya Terus Mengejar Petahana

Bakal Maju di Pilkada Bogor, Sespri Iriana Jokowi: Elektabilitas Saya Terus Mengejar Petahana

Megapolitan
Parkir Liar Sulit Ditertibkan, Pengamat: Masalah Konsistensi dari Aparat di Lapangan

Parkir Liar Sulit Ditertibkan, Pengamat: Masalah Konsistensi dari Aparat di Lapangan

Megapolitan
Pasang Foto Perempuan di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Jebak lalu Peras Korban

Pasang Foto Perempuan di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Jebak lalu Peras Korban

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi Optimistis Diusung Parpol untuk Maju pada Pilkada Bogor 2024

Sespri Iriana Jokowi Optimistis Diusung Parpol untuk Maju pada Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Pilkada DKI Jalur Independen Dinilai Sepi Peminat karena Beratnya Syarat Dukungan

Pilkada DKI Jalur Independen Dinilai Sepi Peminat karena Beratnya Syarat Dukungan

Megapolitan
Maju Pilkada Jakarta, Dharma Pongrekun: Dukungan Rakyat yang Menitipkan Masa Depannya

Maju Pilkada Jakarta, Dharma Pongrekun: Dukungan Rakyat yang Menitipkan Masa Depannya

Megapolitan
Gunungan Sampah Longsor, TPA Cipayung Depok Sudah Tutup 2 Hari

Gunungan Sampah Longsor, TPA Cipayung Depok Sudah Tutup 2 Hari

Megapolitan
Soal Wacana Juru Parkir Liar Minimarket Diberi Pekerjaan, Pengamat: Lebih Baik Dijadikan Jukir Legal

Soal Wacana Juru Parkir Liar Minimarket Diberi Pekerjaan, Pengamat: Lebih Baik Dijadikan Jukir Legal

Megapolitan
Walkot Tangsel Sebut “Study Tour” ke Luar Daerah Bisa Diganti Kegiatan Sosial

Walkot Tangsel Sebut “Study Tour” ke Luar Daerah Bisa Diganti Kegiatan Sosial

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com