Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Tragis DS gara-gara Tawuran di "Flyover" Pasar Rebo, Pergelangan Tangannya Putus akibat Dibacok Sajam

Kompas.com - 30/01/2024, 22:26 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang remaja berinisial DS (18) harus menanggung akibat dari perbuatannya.

Sebab, tangan kanannya putus akibat sabetan senjata tajam (sajam) ketika ia terlibat tawuran di kolong flyover Pasar Rebo, Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (28/1/2024) dini hari sekitar pukul 04.30 WIB.

Kronologi

Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly mengungkapkan, para pelaku tawuran yang terdiri dari kelompok Enjoy Rebo dan Bhozonk menggelar aksinya dengan janjian melalui aplikasi WhatsApp.

Baca juga: Satu Remaja Tangannya Putus akibat Tawuran di Kolong Fly Over Pasar Rebo

"Mereka kelompok berbeda, yang dikumpulkan oleh penggeraknya. Motif tawuran, mereka ingin diakui, saling ejek. Pelaku mabuk saat melakukan aksi tawuran agar berani. Dari pengakuannya, mereka konsumsi minuman keras terlebih dulu," kata Nicolas dilansir dari Antara, Selasa (30/1/2024).

Dalam tawuran tersebut, DSS yang tergabung dalam kelompok Bhozonk dibacok dengan sajam hingga pergelangan tangan kanannya putus, tangan kiri nyaris putus, dan kepala memar.

Adapun aksi tawuran ini viral di media sosial. Berdasarkan rekaman video amatir warga, terdapat puluhan remaja yang terbagi dua kelompok terlibat aksi tawuran.

Mereka tampak saling menyerang menggunakan sajam berupa celurit dan parang.

Ada dua video yang beredar di masyarakat menunjukkan aksi tawuran di bawah Flyover Pasar Rebo, tepatnya dari arah Cijantung ke Pasar Induk Kramatjati.

Video pertama menunjukkan aksi tawuran antara puluhan remaja yang membawa senjata tajam (sajam) berupa celurit.

Baca juga: Disdik DKI Diminta Usut Keterlibatan Pelajar dalam Tawuran di Pasar Rebo dan di Depan Bassura

Sementara itu, video kedua menunjukkan sebuah tangan yang sudah putus dan tergeletak di jalanan.

Empat pelaku ditangkap

Nicolas mengatakan, empat pelaku tawuran yang mengakibatkan tangan DS putis telah ditangkap.

"Empat pelaku sudah kita tangkap. Mereka berinisial AM (17), AP (16), RA (15) dan P (17)," kata Nicolas.

Kata Nicolas, para pelaku berhasil ditangkap polisi di beberapa lokasi yang berbeda.

Namun, pelaku lainnya yang merupakan otak dari tawuran tersebut, yakni FAA sampai saat ini masih buron.

Baca juga: Seorang Polisi Terkena Lemparan Batu Saat Tawuran Pecah di Depan Mal Basura

"Satu pelaku yang merupakan otak dari aksi tawuran masih DPO (Daftar Pencarian Orang). Kami mengerahkan personel untuk mengejar pelaku hingga ke daerah," kata dia.

Saat menangkap keempat pelaku, polisi turut menyita dua bilah celurit berukuran 1,5 meter untuk barang bukti.

Sementara itu, dua celurit lainnya dibawa pelaku yang masih DPO.

Akibat perbuatannya, keempat pelaku dijerat Pasal 76C jo Pasal 80 dan atau Pasal 170 KUHP dan atau Pasal 351 KUHP dengan ancaman maksimal 9 tahun penjara.

(Tim Redaksi: Nabilla Ramadhian, Akhdi Martin Pratama, Syaiful Hakim, Ganet Dirgantara (Antara))

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Sebut Penjual Video Porno Anak di Telegram Tak Memiliki Kelainan Seksual

Polisi Sebut Penjual Video Porno Anak di Telegram Tak Memiliki Kelainan Seksual

Megapolitan
Air PAM di Koja Sudah Tidak Asin dan Berminyak

Air PAM di Koja Sudah Tidak Asin dan Berminyak

Megapolitan
Umat Lintas Agama Ikut Unjuk Rasa Solidaritas Palestina di Kedubes AS

Umat Lintas Agama Ikut Unjuk Rasa Solidaritas Palestina di Kedubes AS

Megapolitan
Besi Ribar Jatuh ke Rel, MRT Jakarta: Struktur Crane Dibangun Tanpa Koordinasi

Besi Ribar Jatuh ke Rel, MRT Jakarta: Struktur Crane Dibangun Tanpa Koordinasi

Megapolitan
Relawan: Ada 7 Partai yang Mendekati Sudirman Said untuk Maju di Pilkada DKI 2024

Relawan: Ada 7 Partai yang Mendekati Sudirman Said untuk Maju di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Cerita Olivina Dengar Suara Drone Saat Berkomunikasi dengan Temannya di Rafah Palestina

Cerita Olivina Dengar Suara Drone Saat Berkomunikasi dengan Temannya di Rafah Palestina

Megapolitan
Massa Sempat Cekcok dengan Polisi Usai Kibarkan Bendera Palestina di Depan Kedubes AS

Massa Sempat Cekcok dengan Polisi Usai Kibarkan Bendera Palestina di Depan Kedubes AS

Megapolitan
Massa di Depan Kedubes AS Mulai Bubar, Lampu Jalan Padam

Massa di Depan Kedubes AS Mulai Bubar, Lampu Jalan Padam

Megapolitan
Material Besi Jatuh di Stasiun MRT ASEAN dan Blok M, Hutama Karya Gerak Cepat Lakukan Evakuasi

Material Besi Jatuh di Stasiun MRT ASEAN dan Blok M, Hutama Karya Gerak Cepat Lakukan Evakuasi

Megapolitan
DPW PKS Masih Menunggu Keputusan DPP untuk Usung Anies di Pilkada DKI 2024

DPW PKS Masih Menunggu Keputusan DPP untuk Usung Anies di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Angka Kematian Penyakit Jantung di Bogor Meningkat Tiap Tahun

Angka Kematian Penyakit Jantung di Bogor Meningkat Tiap Tahun

Megapolitan
'Jika Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Pertama dalam Sejarah Politik Indonesia Ketua Umum Partai Berlaga di Pilkada'

"Jika Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Pertama dalam Sejarah Politik Indonesia Ketua Umum Partai Berlaga di Pilkada"

Megapolitan
Relawan Anies Gelar Konsolidasi Usung Sudirman Said di Pilkada Jakarta

Relawan Anies Gelar Konsolidasi Usung Sudirman Said di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Partai Garuda Buka Rekrutmen Bakal Calon Kepala Daerah Se-Indonesia

Partai Garuda Buka Rekrutmen Bakal Calon Kepala Daerah Se-Indonesia

Megapolitan
Unjuk Rasa di Depan Kedubes AS, Olivina: Evakuasi Teman Saya di Rafah!

Unjuk Rasa di Depan Kedubes AS, Olivina: Evakuasi Teman Saya di Rafah!

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com