Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasang Replika Nisan di Eskalator Mati di Stasiun Bekasi, Pengguna KRL Langsung Dihampiri Satpam

Kompas.com - 31/01/2024, 22:42 WIB
Firda Janati,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Para pengguna KRL langsung dihampiri enam satpam saat menggelar aksi 100 hari matinya eskalator di Stasiun Bekasi, Rabu (31/1/2024) malam.

Dari pantauan Kompas.com yang berada di lokasi, pengguna KRL meletakkan karangan bunga dan replika nisan di dekat eskalator pintu masuk Jalan Perjuangan, yang sudah tidak berfungsi selama berbulan-bulan.

Aksi 100 hari wafatnya fasilitas penunjang para pengguna KRL itu berlangsung lancar selama kurang lebih tujuh menit.

Salah satu satpam bertanya siapa koordinator aksi dan meminta penjelasan dari aksi tersebut.

Baca juga: Bawa Karangan Bunga, Pengguna KRL Gelar Aksi Duka Cita 100 Hari Matinya Eskalator Stasiun Bekasi

"Sebentar, ini siapa yang koordinir ya? Kita ngomong dulu sebentar saja, kita juga penginnya ini lancar," kata seorang satpam.

Seorang satpam lainnya menyampaikan mereka juga menginginkan eskalator itu berfungsi. Namun jika aksi seperti ini terjadi, mereka juga bisa mendapat masalah.  

"Kita juga pinginnya bisa juga nih eskalator, tapi pasti kita juga yang ditekan, begitu," kata dia.

Saat peneguran itu terjadi, aksi 100 hari wafatnya eskalator Stasiun Bekasi memang sudah selesai dilakukan.

"Oke deh, aman ya. Saya takut juga sebenarnya masalah kerjaan saya juga takutnya," tambah satpam tersebut.

Karena tak ada masalah, satpam dan para pengguna KRL yang ikut dalam aksi itu pun saling berjabat tangan.

Baca juga: Eskalator Stasiun Bekasi Masih Rusak, Penumpang KRL: Ada Lihat Diperbaiki, tapi Enggak Benar Sampai Sekarang

"Mawar untuk Bapak. Sehat-sehat, Pak," kata salah satu massa aksi.

Sebagai informasi, dalam aksi tersebut terdapat nisan yang terbuat dari kardus dan karangan bunga bertuliskan "Turut berduka cita atas wafatnya eskalator Stasiun Bekasi" dan di bawahnya juga tertulis "warga Bekasi".

Mereka saling bergantian menaburkan karangan bunga ke nisan tersebut untuk memperingati 100 hari matinya eskalator di Stasiun Bekasi.

Selain itu, ada juga yang berdoa di depan nisan agar eskalator dapat kembali berfungsi dengan normal.

Salah satu yang ikut menggaungkan aksi tersebut yakni Mega Utami (25) sosok di balik akun @pernebangroket yang kerap membagikan update dari hari pertama hingga 100 hari matinya eskalator Stasiun Bekasi.

Baca juga: Eskalator Stasiun Bekasi Masih Rusak, Penumpang KRL: Ada Lihat Diperbaiki, tapi Enggak Benar Sampai Sekarang

Mega menegaskan, aksi ini bukan untuk mempermalukan, tetapi bertujuan baik agar pihak terkait dapat segera memperbaiki eskalator tersebut.

"Tujuan kita baik, bukan ingin membenci atau mempermalukan. Saya membantu mewakilkan teman-teman atas keresahan yang sama," kata dia di lokasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com