Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Janji Perbaikan Eskalator di Stasiun Bekasi Setelah 100 Hari Mati...

Kompas.com - 01/02/2024, 13:28 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

BEKASI, KOMPAS.com - Eskalator di Stasiun Bekasi sampai saat ini masih rusak dan tak berfungsi sejak Oktober 2023.

Kondisi tersebut membuat sejumlah pengguna kereta rel listrik (KRL) merasa geregetan sehingga melakukan beberapa langkah agar eskalator kembali berfungsi dan bisa digunakan lagi.

Update kondisi eskalator di media sosial

Seorang pengguna KRL bernama Mega Utami (26) rutin mengunggah foto eskalator Stasiun Bekasi yang rusak ke akun media sosial X @pernebangroket sejak Oktober 2023.

Baca juga: Sejak Oktober 2023, Warganet Konsisten Update Eskalator Stasiun Bekasi yang Mati

Mega mengatakan, setiap malam hari dirinya selalu membagikan foto eskalator Stasiun Bekasi yang rusak.

"Saya mulai posting (eskalator Stasiun Bekasi rusak) dari bulan Oktober (2023)," kata Mega saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (31/1/2024).

Mega beralasan bahwa ia melakukan aksi tersebut karena ia merasa bahwa pihak terkait abai akan hak pengguna KRL.

"Motivasi saya karena sudah lelah dengan fasilitas umum yang tidak dibenahi juga padahal itu hak masyarakat," imbuhnya.

Selain itu, Mega mengakui bahwa tidak berfungsinya eskalator membuat dia bertambah lelah.

Sebab, ia harus lebih ekstra mengeluarkan energi dan waktu. Dia juga merasa tak tega apabila ada seorang lanjut usia (lansia) dan ibu membawa anak harus meniti anak tangga.

"Lebih menguras energi dan waktu ya. Juga selain itu kan saya kasihan kalau lihat lansia yang membutuhkan eskalator. Orang berpergian jauh, bawa koper, lansia, ibu hamil, ibu yang bawa anak," jelasnya

Karena itu, Mega menanti janji perbaikan eskalator sebagaimana yang tertera pada papan pengumuman, yakni "eskalator dalam perbaikan".

Baca juga: Eskalator Stasiun Bekasi Masih Rusak, Penumpang KRL: Ada Lihat Diperbaiki, tapi Enggak Benar Sampai Sekarang

"Iya belum (berfungsi), cuma beberapa kali sih lihat lagi dibenerin ya (eskalatornya) tapi enggak benar sampai sekarang," kata Mega.

Gelar aksi duka cita

Para pengguna KRL menggelar aksi "duka cita" atas 100 hari matinya eskalator di Stasiun Bekasi, Rabu malam.

Dari pengamatan Kompas.com di lokasi, para pengguna KRL telah berkumpul di kafe seberang Stasiun Bekasi untuk membagikan sejumlah bunga mawar.

Ada pula yang membawa nisan yang terbuat dari kardus dan karangan bunga yang bertuliskan "turut berduka cita atas wafatnya eskalator Stasiun Bekasi, warga Bekasi".

Mereka lalu berjalan perlahan menuju eskalator Stasiun Bekasi melalui pintu masuk sisi Jalan Perjuangan, Bekasi Utara.

Setelah tiba di eskalator yang mati, mereka menempatkan karangan bunga dan "makam eskalator Stasiun Bekasi".

Beberapa dari mereka bahkan berpose selayaknya orang yang tengah berdoa saat berkunjung ke pusara.

Baca juga: Bawa Karangan Bunga, Pengguna KRL Gelar Aksi Duka Cita 100 Hari Matinya Eskalator Stasiun Bekasi

Adapun kegiatan ini turut digaungkan oleh Mega. Ia menegaskan, aksi ini bukan untuk mempermalukan, tetapi bertujuan baik agar pihak terkait dapat segera memperbaiki eskalator yang rusak.

"Tujuan kita baik, bukan ingin membenci atau mempermalukan. Saya membantu mewakilkan teman-teman atas keresahan yang sama," kata Mega di lokasi.

Aksi 100 hari matinya eskalator itu sempat membuat para pengguna KRL lainnya penasaran. Ada yang ikut mendokumentasikan dan mengambil video dari "pusara eskalator mati" tersebut.

Beberapa dari mereka ada yang bersahut "Ada apa sih ini?", "Oh (aksi karena) eskalator yang mati lama itu ya".

Tak ditanggapi serius

Pengguna KRL dari Tangerang Selatan, Berlian Idris (47), ikut dalam aksi 100 hari matinya eskalator di Stasiun Bekasi.

Ia mengatakan, aksi tersebut bukan menunjukkan bentuk protes, tetapi untuk memperlihatkan bagaimana pihak berwenang kurang serius menanggapi permasalahan tersebut.

"Ini sudah hari ke-100 eskalator Bekasi mati, kita bisa melihat pelayanan publik yang terbengkalai dan sepertinya tidak ditanggapi secara serius," kata Berlian Idris saat diwawancarai di lokasi.

Baca juga: 100 Hari Matinya Eskalator Stasiun Bekasi, Pengguna KRL: Terbengkalai, Tak Ditanggapi Serius

Berlian menuturkan, aksi itu juga bisa dibilang sebagai kekuatan agar eskalator tersebut dapat segera diperbaiki.

"Kita doakan semoga pengelola diberikan kekuatan untuk segera menghidupkan kembali eskalator yang mati ini. Itu adalah pesan dari aksi kita hari ini," ujar dia.

Menurut Berlian yang juga berprofesi sebagai dokter spesialis jantung, setiap orang memiliki kapasitas kekuatan yang berbeda.

Untuk itu, sangat disayangkan eskalator tidak dapat digunakan pengguna yang memiliki fisik lemah.

"Jadi eskalator ini penting. Tentu tidak semua orang memiliki fisik yang kuat. Mereka perlu ada bantu untuk memudahkan perjalanan mereka," kata dia.

Eskalator sedang diperbaiki

Perwakilan Humas Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Jakarta Aji menjelaskan, eskalator rusak di Stasiun Bekasi sedang dalam proses perbaikan.

“Untuk eskalator sisi utara saat ini sedang dalam proses penunjukan vendor untuk perbaikan,” ucap Aji, ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (25/1/2024).

Baca juga: Ramai soal Warganet Update Eskalator Stasiun Bekasi Mati Hampir 100 Hari, Ini Kata DJKA

Selama eskalator sedang dalam masa perbaikan, ia mengingatkan bahwa para penumpang bisa melewati akses lain, yaitu tangga dan lift yang beroperasi di sisi utara.

Ketika ditanyai mengenai penyebab kerusakannya, ia menjelaskan saat ini eskalator sedang dalam perawatan rutin dan perlu penggantian spare part atau komponen pada eskalator.

“Paling lambat pertengahan Februari sudah beroperasi, dikarenakan perawatan dilakukan secara bertahap,” jelas dia.

Aji menambahkan, untuk eskalator sisi selatan saat ini sudah bisa digunakan.

"Untuk eskalator sisi selatan sudah mulai beroperasi," ucapnya.

Sebelumnya, Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Jakarta, Lukman Al Amin mengungkapkan, pihaknya tengah menunggu komponen mesin untuk perbaikan eskalator Stasiun Bekasi.

"Kami sedang menunggu part slowmoving, target penyelesaian di awal Desember," ujar Lukman saat dikonfirmasi Kompas.com, dikutip Jumat (1/12/2023).

Saat itu Lukman menjanjikan semua eskalator yang ada di Stasiun Bekasi nantinya dapat beroperasi kembali pada Desember 2023.

Namun, sampai saat ini eskalator di Stasiun Bekasi masih tak berfungsi.

(Tim Redaksi: Firda Janati, Irfan Maullana, Akhdi Martin Pratama, Jessi Carina, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Parkir Liar Sulit Ditertibkan, Pengamat: Masalah Konsistensi dari Aparat di Lapangan

Parkir Liar Sulit Ditertibkan, Pengamat: Masalah Konsistensi dari Aparat di Lapangan

Megapolitan
Pasang Foto Perempuan di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Jebak lalu Peras Korban

Pasang Foto Perempuan di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Jebak lalu Peras Korban

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi Optimistis Diusung Parpol untuk Maju pada Pilkada Bogor 2024

Sespri Iriana Jokowi Optimistis Diusung Parpol untuk Maju pada Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Pilkada DKI Jalur Independen Dinilai Sepi Peminat karena Beratnya Syarat Dukungan

Pilkada DKI Jalur Independen Dinilai Sepi Peminat karena Beratnya Syarat Dukungan

Megapolitan
Maju Pilkada Jakarta, Dharma Pongrekun: Dukungan Rakyat yang Menitipkan Masa Depannya

Maju Pilkada Jakarta, Dharma Pongrekun: Dukungan Rakyat yang Menitipkan Masa Depannya

Megapolitan
Gunungan Sampah Longsor, TPA Cipayung Depok Sudah Tutup 2 Hari

Gunungan Sampah Longsor, TPA Cipayung Depok Sudah Tutup 2 Hari

Megapolitan
Soal Wacana Juru Parkir Liar Minimarket Diberi Pekerjaan, Pengamat: Lebih Baik Dijadikan Jukir Legal

Soal Wacana Juru Parkir Liar Minimarket Diberi Pekerjaan, Pengamat: Lebih Baik Dijadikan Jukir Legal

Megapolitan
Walkot Tangsel Sebut “Study Tour” ke Luar Daerah Bisa Diganti Kegiatan Sosial

Walkot Tangsel Sebut “Study Tour” ke Luar Daerah Bisa Diganti Kegiatan Sosial

Megapolitan
Kumpulkan 749.298 Dukungan Warga untuk Pilkada DKI, Dharma Pongrekun: Kuasa Tuhan

Kumpulkan 749.298 Dukungan Warga untuk Pilkada DKI, Dharma Pongrekun: Kuasa Tuhan

Megapolitan
Menurut Pakar, Dua Hal Ini Bikin Cagub Independen DKI Jakarta Sepi Peminat

Menurut Pakar, Dua Hal Ini Bikin Cagub Independen DKI Jakarta Sepi Peminat

Megapolitan
Pelabuhan Tanjung Priok Macet Total Hari Ini, Pengendara: Bikin Stres

Pelabuhan Tanjung Priok Macet Total Hari Ini, Pengendara: Bikin Stres

Megapolitan
Macet Total di Pelabuhan Tanjung Priok-Cilincing, Sopir JakLingko Habiskan 3 Jam Sekali Narik

Macet Total di Pelabuhan Tanjung Priok-Cilincing, Sopir JakLingko Habiskan 3 Jam Sekali Narik

Megapolitan
Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Transportasi: Insiden Serupa Terjadi Hampir Setiap Hari

Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Transportasi: Insiden Serupa Terjadi Hampir Setiap Hari

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi Optimistis Maju Cawalkot Bogor meski Belum Ada Partai Pengusung

Sespri Iriana Jokowi Optimistis Maju Cawalkot Bogor meski Belum Ada Partai Pengusung

Megapolitan
Walkot Tangsel Minta Sekolah Tunda Kegiatan 'Study Tour' ke Luar Daerah

Walkot Tangsel Minta Sekolah Tunda Kegiatan "Study Tour" ke Luar Daerah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com