JAKARTA, KOMPAS.com - Harga beras yang melambung tinggi di Pasar Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, membuat pedagang sering dimarahi ibu-ibu. Salah satunya adalah Wawan (29).
Wawan merupakan salah satu karyawan di gudang toko beras di Pasar Warakas, Jakarta Utara. Sejak Desember 2023 sampai hari ini, Rabu (7/2/2024), Wawan mengaku kerap dimarahi ibu-ibu.
"Tuh barusan, lihat sendiri kan, ibu-ibu pada marah ke saya karena harga beras naik. Loh saya salah apa?" kata Wawan dengan nada kelakar saat ditemui, Rabu.
Baca juga: Terus Melambung, Harga Beras di Pasar Warakas Naik Rp 3.000 Per Liter
"Mereka bukan komentar lagi. Mereka ngomel, marah-marah. Ibu-ibu biasanya. 'Kok (harga beras) tinggi banget sih sekarang'," lanjut Wawan berusaha menirukan suara ibu-ibu.
Wawan menyebut, harga beras yang ditetapkan tokonya mengikuti harga yang kini berlaku di pasaran.
"Ya saya jawab kita ikuti harga pasar, memang saatnya mahal, ya mahal. Kalau ikuti yang dulu, rugi dong," ujarnya.
Berdasarkan pengamatan Kompas.com, persediaan beras di salah satu gudang toko tempat Wawan bekerja memang terlihat memadai. Namun kenaikan harga membuat daya beli konsumen tak bisa ditebak.
Tak tanggung-tanggung, kenaikan harga beras mencapai Rp 3000 per liternya.
"Sebagai contoh aja ya, pulen naik pesat. Suplai dari Karawang naik, Cianjur juga naik. Tadinya ini Rp 9.500 sekarang jadi Rp 12.500. Itu bertahap sih, naik perlahan-lahan sampai puncaknya sekarang," tutur Wawan.
Baca juga: Cerita Pedagang Es Kelapa di Musim Hujan, Omzet Turun Jadi Rp 300.000 Per Hari
Wawan menyebut harga beras di pasar saat ini naik dalam tiga bulan terakhir. Puncaknya baru dia rasakan memasuki Februari 2024.
Oleh karenanya, beberapa kali pedagang mengaku harus mengganti harga yang tertera di papan kecil yang biasa diletakkan di atas gundukan beras eceran.
Wawan berharap harga beras bisa kembali stabil memasuki masa panen raya pada Maret hingga pertengahan April 2024.
"Mudah-mudahan turun, ya. Semoga panen raya Maret 2024 ini ada kabar baiklah. Mudah-mudahan turun, beras bagus semua, padinya selamat," ucap Wawan.
"Pemerintah harusnya melihat. Saya lihat kok jarang ada yang beritain atau soroti padahal ini bahan pokok loh," tutupnya.
Baca juga: Gerah dengan Tekanan di Tempat Kerja, Randy Pilih Jadi Pedagang Es Kelapa di Pasar Ular
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.