Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pedagang Es Kelapa di Musim Hujan, Omzet Turun Jadi Rp 300.000 Per Hari

Kompas.com - 02/02/2024, 16:40 WIB
Vincentius Mario,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Randy (23), seorang pedagang es kelapa di Pasar Ular Plumpang, Jakarta Utara, merasakan sepi pengunjung sejak tahun baru 2024 karena musim hujan.

Kini pendapatannya hanya sekitar Rp 300.000 per hari.

"Sekarang susah kalau musim hujan gini. Dapat Rp 300.000 sehari juga susah. Sekarang sekitar segitu dapatnya," kata Randy saat ditemui Kompas.com di lapak dagangannya, Jumat (2/2/2024).

Baca juga: Gerah dengan Tekanan di Tempat Kerja, Randy Pilih Jadi Pedagang Es Kelapa di Pasar Ular

Saat ramai pembeli, biasanya Randy bisa meraup Rp 500.000 per hari dari berdagang es kelapa.

"Kalau kemarin-kemarin saya bisa dapat Rp 500.000 per hari. Saya buka jam 09.00 WIB pagi, sore tutup sudah dapat segitu. Biasanya ramai pas sore. Syukuri aja saya, mah," ujar dia.

Meski pendapatannya menurun, Randy menyebut penghasilan saat ini masih cukup untuk membayar biaya sewa lapak Rp 800.000 per bulan.

"Kalau bayar sewa di sini, ya sebulan itu Rp 800.000, tapi saya bayar per tiga bulan. Jadi sebenarnya kalau penghasilannya tetap gitu seminggu, bisa ketutup biaya kontrak," tutur Randy.

Jual motor demi dagang

Randy mengaku berjualan sejak 2022. Saat itu, ia menjual motornya seharga Rp 5 juta untuk mendapatkan modal.

"Mulai dagang sejak 2022, motor saya jadi 'korban'. Saya jual, laku Rp 5 juta, buat modal. Saya modal nekat doang sebenarnya," ungkap Randy.

Baca juga: Pasar Ular Sepi Pengunjung, Pedagang Bingung Bayar Sewa Lapak

Dengan modal tersebut, Randy menyewa lapak dan membeli kelapa dari Serang, Banten. Kini, ia bisa memesan 100-200 butir kelapa per tiga hari.

"Jadi ini kelapa dari Serang dibawa ke sini. Ada 100 sampai 200 buah per tiga hari. Jadi kadang seminggu tiga kali," jelas Randy.

"Saya juga kadang bayarnya enggak cash, jadi tempo. Satu atau dua hari saya bayar," lanjut dia.

Meski penjualannya naik turun, Randy mengaku tetap bersyukur menjalani usahanya saat ini.

"Semuanya kalau bersyukur, aman aja rasanya. Hati juga tenang, enggak ada tekanan," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim 'Selamatkan' 830.000 Jiwa

Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim "Selamatkan" 830.000 Jiwa

Megapolitan
Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Megapolitan
Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Megapolitan
Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Megapolitan
Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Minta Mediasi ke Pemilik Lahan

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Minta Mediasi ke Pemilik Lahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com