Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerah dengan Tekanan di Tempat Kerja, Randy Pilih Jadi Pedagang Es Kelapa di Pasar Ular

Kompas.com - 02/02/2024, 15:02 WIB
Vincentius Mario,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Randy (23), seorang pedagang es kelapa di Pasar Ular Plumpang, Jakarta Utara, mengaku suntuk dengan suasana kerja yang pernah dia jalani.

Semenjak lulus SMA pada 2018 lalu, Randy bekerja di sebuah pabrik di daerah Serang, Banten.

"Saya sebelumnya kerja, saya kerja pabrik di Serang. Tapi tiga bulan aja, saya suntuk dan enggak kuat sama tekanan," kata Randy ditemui Kompas.com di lapak dagangannya, Jumat (2/2/2024).

Baca juga: Pasar Ular Sepi Pengunjung, Pedagang Bingung Bayar Sewa Lapak

Selama bekerja, Randy mengaku suntuk karena dilarang merokok di tempat kerja. Tekanan pekerjaan juga memaksa Randy untuk lebur tanpa dibayar.

"Enggak bebas, merokok enggak bisa. Kerja juga lembur susah. Kadang kita enggak dibayar, jadi capek doang," lanjutnya.

Pria asli Serang ini akhirnya sempat mencoba beberapa pekerjaan lain sebelum memutuskan jualan es kelapa.

"Lulus SMA 2018, saya kerja, nganggur, sempat cari kerja lagi. Saya serabutan ke mana-mana. Pernah jadi kuli panggul di pasar juga. Ya, serabutan," ucapnya.

"Intinya banyak pergaulan dan bersyukur," lanjut Randy.

Baca juga: Omzet Menurun, Pedagang di Pasar Ular Jakut Kini Ikut Jualan Online

Pada 2022, Randy pun memutuskan ke Jakarta dan membuka dagangan es kelapa.

Bermodalkan Rp 5 juta, uang hasil penjualan motornya, Randy sampai saat ini menjadi penjual es kelapa dan bahagia atas pilihannya.

"Mulai dagang sejak 2022, motor saya jadi korban. Saya jual, laku Rp 5 juta. Saya buat modal. Saya modal nekat doang sebenarnya," ungkap Randy.

"Semuanya kalau bersyukur, aman saja rasanya. Hati juga tenang, enggak ada tekanan," tutupnya.

Baca juga: Geliat Pasar Ular Jakarta Utara, Surga Barang Vintage yang Kini Mulai Terlupakan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com