Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geliat Pasar Ular Jakarta Utara, Surga Barang "Vintage" yang Kini Mulai Terlupakan

Kompas.com - 30/01/2024, 19:05 WIB
Vincentius Mario,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar Ular yang terletak di Koja, Jakarta Utara, adalah salah satu ikon wilayah Tanjung Priok pada era 2000-an.

Lokasinya yang berdekatan dengan Pelabuhan Tanjung Priok membuat pasar ini memiliki nuansa yang dekat dengan nelayan.

Namun, jauh berbeda dari nama "Pasar Ular", di pasar ini sama sekali tak dijual hewan melata seperti ular, kadal, atau biawak.

Salah satu destinasi belanja warga Jakarta yang tenar di eranya ini adalah surga barang-barang merek terkenal dengan harga yang ramah di kantong.

Baca juga: Runtuhnya Geliat Bisnis di Pasar Tanah Abang akibat Gempuran Produk Impor Murah

Beragam merek fesyen terkenal dunia ada di pasar ini, seperti Polo, Vans, SUPREME, G-Shock, Oakley, Rayban, Louis Vuitton, dan masih banyak lagi.

Pasar ini juga menyediakan beragam jenis barang mulai dari, sepatu, jaket, kaos, celana jeans, ikat pinggang, dompet, jam tangan, kacamata, hingga parfum.

Meski begitu, Pasar Ular yang dulu bukanlah yang sekarang. Banyak sekali perubahan yang terjadi di dalamnya.

Geliat tawar menawar, keramaian pasar di gang sempit, tidak terasa seperti dulu.

Hal tersebut dirasakan oleh Akbar (57), pedagang ikat pinggang dan dompet yang sudah 12 tahun di Pasar Ular.

"Di sini dulunya ramai banget. Tiap hari, sore-sore, banyak anak muda nongkrong, pada nawar barang, pokoknya rame lah," kata Akbar ditemui di salah satu lapak di Pasar Ular, Selasa (30/1/2024).

Akbar menyebut perubahan mulai dia rasakan sejak tahun 2018 hingga saat ini.

Di tahun-tahun tersebut, pasar online sangat gencar menyapa konsumen dan Pasar Ular mulai terlupakan.

Baca juga: Geliat di Pasar Koja Baru Menjelang Lebaran, Pedagang Baju Diserbu Pembeli

"Tahun 2018 lah, berangsur kurang, sepi, terus apalagi dihantam pandemi lagi. Itu sempat tutup dan enggak jualan berapa bulan. Sekarang sudah buka lagi," jelas Akbar.

Pengalaman Akbar juga dirasakan oleh Rubina (45), penjual parfum yang sudah 10 tahun membuka lapak di Pasar Ular. Rubina menyebut omzet dia kian hari kian menipis.

"Di sini semakin sepi. Soalnya banyak yang jualan online. Kami jadi sepi. Ini aja sehari cuma laku tiga (botol) parfum," ujar Rubina.

Rubina berharap bantuan pemerintah untuk mengembangkan usahanya seperti subsidi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan mempromosikan Pasar Ular supaya kembali ramai seperti sebelumnya.

"Ada promosi, harusnya, dari pemerintah. Saya juga lagi urus menjadi UMKM, supaya seenggaknya bisa bertahan hidup di sini," tutup Rubina.

Baca juga: Geliat Lapak di Stasiun Gondangdia, Dimsum Bunda Mampu Menjual Seribuan Potong Per Hari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orangtua Calon Taruna Minta Kemenhub Tinjau Ulang Moratorium Seleksi Mahasiswa Baru

Orangtua Calon Taruna Minta Kemenhub Tinjau Ulang Moratorium Seleksi Mahasiswa Baru

Megapolitan
436 Mahasiswa Baru Terancam Gagal Masuk STIP Imbas Kasus Penganiayaan Taruna Hingga Tewas

436 Mahasiswa Baru Terancam Gagal Masuk STIP Imbas Kasus Penganiayaan Taruna Hingga Tewas

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
“Kalau Belum Punya Istri dan Anak, Saya Juga Enggak Mau Jadi Jukir Liar Minimarket”

“Kalau Belum Punya Istri dan Anak, Saya Juga Enggak Mau Jadi Jukir Liar Minimarket”

Megapolitan
Ratusan Miliar Rupiah Uang Parkir Liar di Jakarta Diduga Mengalir ke Ormas hingga Oknum Aparat

Ratusan Miliar Rupiah Uang Parkir Liar di Jakarta Diduga Mengalir ke Ormas hingga Oknum Aparat

Megapolitan
Pejabat Kemenhub Dilaporkan Istrinya ke Polisi atas Dugaan Penistaan Agama

Pejabat Kemenhub Dilaporkan Istrinya ke Polisi atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Protes Jukir Liar Minimarket Saat Ditertibkan | Pengakuan Jukir Uang Parkir Masuk Kas RT dan Ormas

[POPULER JABODETABEK] Protes Jukir Liar Minimarket Saat Ditertibkan | Pengakuan Jukir Uang Parkir Masuk Kas RT dan Ormas

Megapolitan
Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com