Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menembus Banjir demi Gunakan Hak Suara...

Kompas.com - 15/02/2024, 06:06 WIB
Baharudin Al Farisi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

“Kami dari sana, dari Rawa Sengon, jalan ke sini sekitar 20 menit. Sebenarnya, kalau enggak banjir, ya cepat. Cuma, banjir kayak begini, lambat jalannya,” ucap Thomas.

Senada dengan Kiki, Thomas pun rela menembus banjir karena satu suaranya sangat berharga.

“Kalau golput, suara kita ini berharga, harus mencoblos,” kata Thomas.

Thomas pun berharap, pemimpin yang terpilih nantinya bisa mengatasi banjir di Kampung Tanah Merah.

“Menikmati” pesta demokrasi di tengah banjir

Hal yang sama diungkapkan warga Kampung Tanah Merah bernama Mukhlis (45). Sebagai warga negara Indonesia (WNI), ia tak ingin menyia-nyiakan hak suaranya untuk memilih calon pemimpin Tanah Air.

Ia mencoblos di TPS yang sama dengan Thomas.

Mukhlis dan sejumlah warga yang mencoblos di TPS 112 memakai sandal jepit dan menggulung celana panjangnya sampai lutut.

Baca juga: BPBD DKI Sebut Ada 70 TPS di Jakarta Terendam Banjir

Mukhlis tidak ambil pusing meski TPS-nya kebanjiran 5-10 sentimeter. Kata dia, warga Kampung Tanah Merah sudah terbiasa dengan genangan air.

“Ya bagaimana? Namanya kondisi alam kayak gini, yang penting kami mengeluarkan aspirasi kami, hak suara kami sebaik-baiknya,” ujar Mukhlis.

“Ya kami nikmati saja suasana begini, apa adanya, pesta rakyat, berdemokrasi di tengah banjir, ya kami jalanilah apa adanya. Mau banjir-banjiran kek, mau basah-basahan, kami tetap datang dari rumah ke TPS,” lanjut dia.

Sudah biasa kebanjiran

Bayu (32), warga Kampung Sawah, Semper Timur, Cilincing Jakarta Utara, harus menerjang banjir demi nyoblos di TPS 115, Rabu (14/2/2024). KOMPAS.com/VINCENTIUS MARIO Bayu (32), warga Kampung Sawah, Semper Timur, Cilincing Jakarta Utara, harus menerjang banjir demi nyoblos di TPS 115, Rabu (14/2/2024).
Bayu (32), warga Kampung Sawah, Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara, juga merasakan hal serupa.

Ia harus menerjang banjir demi mencoblos di TPS 115 yang berjarak sekitar 500 meter dari rumahnya.

Untuk mencapai TPS, Bayu harus melewati banjir setinggi 20 sentimeter yang sudah biasa menggenang ketika permukimannya diguyur hujan.

Baca juga: KPU: 12 TPS di Sunter Pemilu Susulan karena Kotak Suara Terendam Banjir

Bayu tak ingin melewatkan momen pesta demokrasi yang hanya berlangsung lima tahun sekali.

"Ini kan pesta demokrasi, lima tahun sekali. Jadi biar gimana pun harus ikut serta. Enggak apa-apa basah dikit. Paling (banjir) sepaha entar di ujung," ujar Bayu.

Warga asli Jambi itu menyebutkan, TPS 115 ditempatkan di aula sebuah lapangan futsal dekat rumahnya.

"Kalau TPS aman, TPS 115 itu pakai aula, jadi itu di lapangan futsal. Jadi aman dari banjir," ucap Bayu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com