TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sebuah warung kelontong di Jelupang, Serpong Utara, Tangerang Selatan, menjadi tempat kejadian perkara (TKP) kasus perundungan oleh “Geng Tai” Binus School Serpong.
Berdasarkan pantauan Kompas.cm, tempat usaha yang dikenal dengan nama “Warung Ibu Gaul (WIG)” itu bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari gerbang Pos 5 Binus School Serpong.
Jaraknya hanya berkisar 70 meter dari gerbang tersebut.
Warung kelontong yang tembus dengan rumah pribadi ini menjual aneka minuman kemasan, mi instan, hingga jajanan ringan.
Baca juga: Kaget “Geng Tai” Binus Lakukan Perundungan di Kedainya, Pemilik Warung: Mereka Anak Baik, Sopan
Tepat di sebelah kanan warung tersebut, ada sebuah jalan kecil menurun menuju area depan rumah tinggal sang pemilik warung.
Area depan rumah cukup tertutup karena berbatasan dengan tembok setinggi satu meter, pembatas pekarangan rumah warga lain.
Bagian depan rumah ini tak terkena teriknya sinar matahari sehingga suasana cukup adem, ditambah adanya semilir angin yang berembus.
Area depan rumah ini menjadi tempat menongkrong siswa Binus School Serpong sepulang sekolah sekaligus lokasi perundungan.
Baca juga: Pemilik Warung Ibu Gaul Tak Tahu Geng Tai Binus School Serpong Lakukan Perundungan di Warungnya
Pemilik warung bernama Hermanto (31) mengungkapkan, tempat usaha keluarganya ini sudah menjadi tempat berkumpul para siswa Binus School Serpong sejak sekolah tersebut dibuka.
Biasanya, para siswa yang jumlahnya berkisar 20 orang baru berkumpul di Warung Ibu Gaul selepas bel pulang sekolah, yakni sekitar pukul 16.00 WIB hingga 17.30 WIB.
Sepanjang anak-anak itu berkumpul, Hermanto beserta kakaknya, Hermawati (40), selalu berada di warung.
Mereka hanya turun menuju tempat menongkrong untuk mengantar pesanan para siswa.
Oleh karena itu, Hermanto dan Hermawati tidak mengetahui adanya perundungan yang melibatkan anak artis berinisial VR tersebut.
“Kalau di sini agak berisik, pasti kami tegur. Saya samperin, tanya, ‘Kenapa nih, kenapa nih? Kok ramai-ramai? Kok berisik?’. Kalau ada berisik, saya pasti turun, kayak suara kencang, saya pasti turun,” ujar Hermawati.
“(Jawabnya), ‘Oh enggak, Bu, bercanda doang’. Saya jawab, ‘Awas ya, jangan ada yang macam-macam’. Kata mereka, ‘Enggak, Bu, kami janji enggak ngapa-ngapain di sini’,” lanjut dia.
Baca juga: Polisi: “Geng Tai” Binus School Serpong Lakukan Perundungan Sebanyak Dua Kali
Hermawati dan Hermanto memastikan bahwa mereka akan mengusir anak-anak itu jika tahu terjadi perundungan dan melarang para siswa berkumpul lagi di depan rumahnya.
Sebagai informasi, kasus ini mencuat setelah salah satu akun di media sosial X, @BosPurwa, menuliskan dugaan perundungan oleh "Geng Tai" di sekolah tersebut terhadap seorang siswa.
Pengunggah mengungkapkan bahwa korban dirundung oleh senior atau kakak tingkatnya yang memiliki kelompok “Geng Tai”.
Perundungan dilakukan terhadap anggota yang baru akan bergabung.
Korban dipaksa membelikan sesuatu yang diminta seniornya, dan mendapatkan kekerasan fisik, misalnya dicekik, diikat di tiang, bahkan dipukul dengan kayu.
“Dan ngerinya lagi sampai disundut rokok,” demikian twit pemilik akun X @BosPurwa.
Pemilik akun tersebut pun meminta polisi mengusut tuntas dugaan perundungan di sekolah swasta tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.