BEKASI, KOMPAS.com - Firdaus (24), pedagang beras di Bekasi, ikut terkena imbas kenaikan harga beras selama beberapa bulan terakhir.
Ia menuturkan, pembeli biasanya datang ke tokonya untuk mengecek kualitas beras dan memastikan harganya.
Namun, beberapa di antaranya tak jadi membeli karena menganggap harganya terlalu mahal.
"Kadang mereka ke sini doang, pilih-pilih (lihat-lihat kualitas) eh enggak jadi beli, banyak kayak gitu," kata Firdaus saat ditemui di kiosnya Jalan Rajawali, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Rabu (21/2/2024).
Baca juga: Serba Salah Pengusaha Warteg di Palmerah, Tak Berani Naikkan Harga meski Beras Mahal
Firdaus menuturkan, pembeli menginginkan harga yang murah, tetapi dengan kualitas yang bagus. Namun, kondisinya berbeda di pasaran.
"Ya kadang penginnya yang murah tapi bagus, putih, bersih," ujar dia.
Harga beras termurah yang Firdaus jual seharga Rp 12.500 per liternya. Namun, kualitasnya kurang.
"Yang laku Rp 12.500, tapi itu kualitasnya kurang sih," kata dia.
Firdaus menduga meroketnya harga bahan pokok utama ini karena gagal panen akibat cuaca.
"Kalau menurut saya mungkin belum pada panen juga sih terus kemarin ada juga yang kebanjiran di Demak, Semarang, jadinya pengaruh," kata dia.
Baca juga: Harga Beras Meroket, Pedagang di Bekasi Diprotes Ibu-ibu
Ditambah lagi, memasuki momen bulan Ramadhan dan Idul Fitri di mana semua harga bahan pokok biasanya melonjak.
"Kadang bisa naik bisa turun (saat bulan puasa), enggak bisa tentuin sekarang, hujan saja enggak bisa tentuin," imbuh Firdaus.
Ia berharap Pemerintah Kota Bekasi dapat membantu menekan harga bahan pokok, terutama beras.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.