Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Beras Meroket, Pedagang di Bekasi Diprotes Ibu-ibu

Kompas.com - 21/02/2024, 13:39 WIB
Firda Janati,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Ujang (62), pedagang beras di Bekasi, kerap menerima keluhan dari pembeli, terutama ibu-ibu, karena harga beras yang terus meroket.

"Iya pada ngeluh (ke saya). 'Ini harga beras kok makin mahal saja, enggak turun-turun'. Pada nyarinya yang murah," kata Ujang saat ditemui di kiosnya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Rabu (21/2/2024).

Baca juga: Pemprov DKI Jual Sembako Murah, Ada Beras 5 Kg dan Minyak 2 Liter

Ujang menuturkan, pembeli masih mencari beras dengan harga termurah, Rp 10.000 per liter. Namun, harganya sudah naik menjadi Rp 12.000.

"Nanya yang Rp 10.000, dulu ini yang Rp 12.000, harga semula Rp 9.000, terus Rp 10.000, sekarang naik lagi sampai Rp 12.000. Kenaikannya Rp 1.000 atau Rp 2.000," jelas dia.

Hal yang sama juga dirasakan pedagang beras lainnya, Firdaus (24). Kata dia, setiap hari masih ada yang mencari beras dengan harga lama.

"Masih banyak yang nanya ada harga Rp 10.000, ada yang nanya Rp 8.500, Rp 9.500. Yang harga segitu sudah enggak ada," tutur Firdaus.

Firdaus melanjutkan, saat ini beras di harga tersebut sudah mengalami kenaikan menjadi Rp 12.500 per liter.

Baca juga: Pedagang Keluhkan Harga Beras Mahal, tapi Kualitasnya Malah Jelek

"Jadi yang paling laku itu Rp 12.500. (Menurut saya) kualitasnya kurang bagus sih," imbuh dia.

Firdaus menduga meroketnya harga bahan pokok utama itu karena gagal panen akibat cuaca.

"Kalau menurut saya mungkin belum pada panen juga sih terus kemarin ada juga yang kebanjiran di Demak, Semarang, jadinya pengaruh," kata dia.

Berbeda dengan Ujang yang mengambil stok beras dari distributor di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Firdaus langsung mengambil dari pabrik di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Megapolitan
Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu 'Ferguso'!

Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu "Ferguso"!

Megapolitan
Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com