JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebut program pasar sembako murah menjadi salah satu upaya pemerintah provinsi (Pemprov) DKI untuk mengatasi permasalahan kenaikan harga bahan pokok.
Melalui program tersebut, warga disebut bisa mendapatkan bahan pokok dengan harga yang lebih terjangkau.
“Itu usaha Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar masyarakat bisa mendapatkan sembako yang memadai,” ujar Heru Budi kepada wartawan, Kamis (29/2/2024).
Baca juga: Heru Budi Bantah Penyelenggaraan Pasar Sembako Murah Berkaitan dengan Pemilu
Menurut Heru Budi, program pasar sembako murah akan terus dijalankan Pemprov DKI sampai Agustus 2024. Varian bahan pokok yang disediakan juga akan ditambah.
Dia mencontohkan penyediaan daging dan ikan dalam program pasar sembako murah pada saat Ramadan dan menjelang Lebaran.
“Setiap hari kami lakukan itu. Mungkin menjelang bulan Ramadan ada tambahan item, yaitu daging. Mungkin titiknya akan kita tambah,” kata Heru Budi.
Di samping itu, lanjut Heru Budi, pemerintah pusat melalui Bulog juga sudah melakukan operasi pasar untuk mengendalikan kenaikan harga.
Sebagai informasi, naiknya harga bahan pokok, khususnya beras di wilayah DKI Jakarta dikeluhkan oleh masyarakat. Kondisi ini sangat membebani warga karena biaya sehari-hari yang dikeluarkan juga meningkat.
Baca juga: Heru Budi: Pasar Sembako Murah Bakal Digelar hingga Jelang Lebaran 2024
Salah satunya ibu rumah tangga (IRT) Umamah (55), yang mengeluhkan harga beras kian melambung tinggi. Sebab, uang belanja yang diberikan suami hanya bisa membeli beras dua liter.
“Saya sebagai emak-emak, berkeberatan banget. Ini dari kemarin naik, sekarang sudah mau masuk puasa dan sebentar lagi Lebaran. Nanti bakal naik lagi,” ujar Umamah saat ditemui Kompas.com di Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (26/2/2024).
Sebelum ada kenaikan, Umamah mengaku membeli beras hanya senilai Rp 10.000-11.000 per liternya. Namun, saat ini harga beras sudah di atas Rp 15.000 per liter.
“Yang di agen-agen saja sudah naik, apalagi di warung kelontong? Gimana enggak pusing emak-emak,” kata Umamah sambil tertawa.
Kondisi yang sama juga dialami oleh IRT bernama Suherni (47). Akibat dari kenaikan harga ini, dia terpaksa mengurangi jajan anaknya yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).
“Ya enggak sih (kurangi porsi makan buat keluarga), tapi jajan anak jadi dikurangi. Kan kasihan jadinya. Pemerintah mah enak duitnya banyak, lah kita? Boro-boro,” ujar Suherni.
Baca juga: Cek Pasar Sembako Murah di Sawah Besar, Heru Budi Harap Harga-harga Stabil
Sebelum ada kenaikan harga beras, Suherni mengaku kerap memberikan jajan anaknya senilai Rp 25.000 setiap harinya.
“Sekarang saya kasih Rp 15.000. Kasihan dia, belum buat ongkos pulangnya. Cuma, ya saya bawakan bekal setiap hari sekarang, biar tambah irit. Ya hitung-hitung belajar hemat juga buat anak,” kata Suherni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.