Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diperiksa Polisi, Rektor Universitas Pancasila Dicecar 32 Pertanyaan Terkait Dugaan Pelecehan Seksual

Kompas.com - 05/03/2024, 20:40 WIB
Zintan Prihatini,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi melontarkan 32 pertanyaan kepada rektor nonaktif Universitas Pancasila berinisial ETH (72) terkait kasus dugaan pelecehan seksual terhadap mantan staf kampusnya, DF, di Mapolda Metro Jaya, Selasa (5/3/2024).

"Sudah dilaksanakan hampir tiga jam (pemeriksaan) ada 32 pertanyaan. Tadi kami juga membawa bukti-bukti yang kuat, sudah kami sampaikan kepada penyidik," ujar kuasa hukum ETH, Faizal Hafied

Kendati begitu, dia tak memerinci bukti apa yang telah diserahkan kepada polisi agar kliennya bisa lolos dari tuduhan pelecehan seksual.

Baca juga: Kronologi Dugaan Pelecehan Seksual Rektor Universitas Pancasila ke Stafnya

"Bukti-bukti ini sangat akurat, sangat otentik dan bisa membantu membuat duduk perkara ini sangat terang," ucap Faizal.

Kubu ETH juga bakal mengambil upaya hukum terkait kasus tersebut. Faizal menyebut, langkah hukum itu akan dilakukan dalam satu hingga tiga hari ke depan.

"Mungkin pekan depan kami ada proses pemeriksaan di RS Polri. (Pemeriksaan untuk apa) nanti bisa kami sampaikan lebih lanjut," ungkap dia.

ETH diduga melecehkan DF pada 9 Desember 2022. Kuasa hukum DF, Amanda Mathovani mengungkapkan bahwa kala itu korban masih berstatus sebagai karyawan honorer.

"Sekertaris rektor telepon DF dan meminta DF dan R (yakni) humas Ventura menghadap rektor, tetapi setelah urusan R selesai," kata Amanda.

ETH kemudian menyuruh R untuk keluar ruangannya. Alhasil, DF ditinggal seorang diri bersama dengan sang rektor. Di situlah ETH diduga melecehkan DF.

"Pelecehan dilakukan secara fisik. Sama seperti RZ (korban lain) meski tidak separah perlakuan ke RZ," papar dia.

Menurut Amanda, DF mengundurkan diri dari kampus lantaran ketakutan usai dilecehkan rektor bergelar profesor tersebut. Dalam kesempatan itu, Amanda turut menanggapi langkah hukum yang akan diambil pihak ETH terkait pelecehan seksual.

"Upaya (hukum) silakan saja, proses hukum tetap berjalan," tuturnya.

ETH juga dilaporkan oleh staf kampusnya, RZ, dengan kasus serupa. Dugaan pelecehan seksual yang dialami RZ terjadi setahun lalu, yaitu pada Februari 2023. Pada bulan yang sama saat RZ dimutasi ke pascasarjana Universitas Pancasila.

Baca juga: Rektor Universitas Pancasila Tiba di Polda Metro, Pengacara: Kami Bawa Bukti untuk Klarifikasi

Kuasa hukum korban, Amanda Manthovani menjelaskan bahwa kasus setahun lalu baru dilaporkan lantaran korban merasa ketakutan.

"Saat itu RZ dapet laporan dari sekretaris rektor, bahwa hari itu dia harus menghadap rektor. Jam 13.00 WIB dia menghadap rektor, dia ketuk pintu, pas dia buka pintu rektornya sedang duduk di kursi kerjanya," papar Amanda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panca Dihantui Rasa Takut dan Bersalah Usai Bunuh Empat Anak Kandungnya di Jagakarsa

Panca Dihantui Rasa Takut dan Bersalah Usai Bunuh Empat Anak Kandungnya di Jagakarsa

Megapolitan
Panca Pembunuh Empat Anak Kandung Tak Pernah Dijenguk Keluarga sejak Dijebloskan ke Penjara

Panca Pembunuh Empat Anak Kandung Tak Pernah Dijenguk Keluarga sejak Dijebloskan ke Penjara

Megapolitan
Banjir Kritik Program Tapera: Gaji Pas-pasan, Dipotong Lagi padahal Tak Berniat Beli Rumah

Banjir Kritik Program Tapera: Gaji Pas-pasan, Dipotong Lagi padahal Tak Berniat Beli Rumah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 30 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 30 Mei 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 30 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 30 Mei 2024

Megapolitan
Misteri Mayat Dalam Toren Terungkap: Korban adalah Bandar Narkoba yang Bersembunyi dari Polisi

Misteri Mayat Dalam Toren Terungkap: Korban adalah Bandar Narkoba yang Bersembunyi dari Polisi

Megapolitan
BPBD DKI: Jakarta Rugi Rp 2,1 Triliun akibat Banjir

BPBD DKI: Jakarta Rugi Rp 2,1 Triliun akibat Banjir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Lima Terpidana Sebut Bukan Pegi Pembunuh Vina | Soal Mayat Dalam Toren, Masih Hidup saat Terendam Air

[POPULER JABODETABEK] Lima Terpidana Sebut Bukan Pegi Pembunuh Vina | Soal Mayat Dalam Toren, Masih Hidup saat Terendam Air

Megapolitan
Selama 2019-2023, Jakarta Dilanda 5.170 Bencana Alam akibat Perubahan Iklim

Selama 2019-2023, Jakarta Dilanda 5.170 Bencana Alam akibat Perubahan Iklim

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 30 Mei 2024, dan Besok : Pagi Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 30 Mei 2024, dan Besok : Pagi Ini Cerah Berawan

Megapolitan
Daftar Acara HUT Ke-497 Kota Jakarta, Ada Gratis Masuk Ancol

Daftar Acara HUT Ke-497 Kota Jakarta, Ada Gratis Masuk Ancol

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Air hingga 30 November, Pengendara Diimbau Hindari Jalan Ciledug Raya

Ada Pembangunan Saluran Air hingga 30 November, Pengendara Diimbau Hindari Jalan Ciledug Raya

Megapolitan
Panca Darmansyah Berupaya Bunuh Diri Usai Bunuh 4 Anak Kandungnya

Panca Darmansyah Berupaya Bunuh Diri Usai Bunuh 4 Anak Kandungnya

Megapolitan
Trauma, Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres Tak Mau Sekolah Lagi

Trauma, Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres Tak Mau Sekolah Lagi

Megapolitan
Dinas SDA DKI Jakarta Bangun Saluran Air di Jalan Ciledug Raya untuk Antisipasi Genangan

Dinas SDA DKI Jakarta Bangun Saluran Air di Jalan Ciledug Raya untuk Antisipasi Genangan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com