JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan suami-istri Andi dan Adel (26), pedagang di Pasar Kue Subuh di Senen, Jakarta Pusat, rela mengambil untung kecil pada dagangan kuenya asal bisa mempertahankan pembeli.
Mereka tak bisa sembarang menaikkan harga, sebab rata-rata pedagang di sana memasang harga yang ekonomis, yakni Rp 700-3.500 untuk sepotong kue.
“Agak susah kalau mau menaikkan harga. Di sini pun untungnya cuma Rp 200 perak,” ujar Adel saat diwawancarai Kompas.com di lapaknya, Kamis (7/3/2024) malam.
Baca juga: Bisnis Kue Subuh Depok Lesu sejak Pandemi, Pedagang: Kami seperti Dibabat Habis
Padahal, harga bahan baku akhir-akhir ini tengah melonjak. Salah satu bahan yang paling terasa kenaikannya adalah minyak dan tepung.
“Minyak itu biasanya stok 30 kilogram atau dua jeriken. Satu jeriken harganya dulu Rp 170.000-180.000. Sekarang jadi Rp 230.000.” keluh Andi.
“Kalau tepung itu seinget saya tahun lalu Rp 150.000 (per dus), sekarang bisa Rp 160.000-175.000,” sambung dia.
Saat pertama menyadari harga baku mulai merangkak, Adel sempat mengurangi ukuran kue buatannya. Namun, ia malah mendapat teguran dari pembelinya.
Bahkan, ia disuruh untuk tidak menitipkan jualannya lagi jika ukuran kuenya kecil.
“Awalnya saya tanya dulu (sama tempat titip jual) boleh enggak naikkan harga? Tapi ternyata di pasar enggak bisa naikkan harga. Akhirnya saya coba lagi kecilkan barangnya, eh pada komplain,” tutur Adel.
Baca juga: Menengok Pasar Kue Subuh Senen yang Masyhur, Sentra Kue Basah yang Dijual mulai Rp 1.000
“Katanya, ‘kalau kayak gitu malah mending enggak usah titip’,” celetuk dia.
Kendati demikian, Andi dan Adel tidak keberatan meski untung dagangannya kecil. Sebab, mereka bersyukur dengan berapapun hasil penjualan yang didapatkan.
“Untung dikit enggak apa-apa, yang penting lancar,” imbuh Adel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.