Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Dugaan Pelecehan Seksual Rektor Nonaktif Universitas Pancasila Masih Merasa Waswas

Kompas.com - 08/03/2024, 21:17 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Amanda Manthovani, pengacara dua korban pelecehan seksual oleh terduga Rektor nonaktif Universitas Pancasila berinisial ETH, mengatakan bahwa kondisi kedua kliennya saat ini masih terus waswas.

"Setiap hari mereka masih merasa waswas di hatinya, terutama dari RZ yang rasa waswasnya semakin meningkat," kata Amanda kepada Kompas.com, Jumat (8/3/2024).

Amanda mengatakan, kedua korban semakin mengkhawatirkan potensi munculnya narasi yang tidak berkaitan dengan inti kasus.

Baca juga: Perlawanan Rektor Nonaktif Universitas Pancasila atas Tuduhan Pelecehan Seksual Stafnya, Klaim Punya Bukti

"Justru mereka membangun narasi yang menurut saya menyesatkan atau mengaburkan kasus yang sebenarnya," ungkap Amanda.

Pemicu terbesar rasa waswas kedua korban masih terus meningkat disebabkan oleh terlapor yang merupakan orang berkuasa di kampus.

"Traumatis tentu masih ada sampai sekarang, rasa waswas karena memang yang (korban) laporkan adalah orang berkuasa (petinggi)," imbuh Amanda.

Berkaitan dengan hal tersebut, Amanda meminta rekan media dan seluruh masyarakat Indonesia ikut mengawali proses kasus pelecehan yang melibatkan ETH hingga menemukan titik terang.

Terkait ETH yang ingin melaporkan kembali, Amanda memaklumi dan mempersilakan.

"Saya rasa dia mungkin harus perlu bersabar dulu, artinya proses ini kan masih terus berproses. Kalau memang sekiranya mungkin ada SP3 (Surat Perintah Penghentian Penyidikan) atau dia ada novum baru, sah-sah saja untuk kuasa hukum," tutur Amanda.

Baca juga: Polisi Periksa 15 Saksi terkait Dugaan Pelecehan Seksual oleh Rektor Universitas Pancasila

Diberitakan sebelumnya, Rektor nonaktif Universitas Pancasila inisial ETH diduga melakukan pelecehan seksual terhadap dua staf kampusnya, RZ (42) dan DF.

Hingga saat ini, ETH bersikeras membantah tidak melakukan tudingan mencium pipi atau memegang area sensitif korban.

Terkini, pada Selasa (5/3/2024), ETH kembali diperiksa penyidik Polda Metro Jaya dan setidaknya ada 32 pertanyaan yang dilayangkan pada ETH.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KASN Telusuri Status Cuti Supian Suri Saat Datang ke Kantor PAN

KASN Telusuri Status Cuti Supian Suri Saat Datang ke Kantor PAN

Megapolitan
Soal Duet Keponakan Prabowo dan Kaesang di Pilkada DKI, PSI: Untuk Meramaikan Suasana Saja

Soal Duet Keponakan Prabowo dan Kaesang di Pilkada DKI, PSI: Untuk Meramaikan Suasana Saja

Megapolitan
Besi Ribar yang Jatuh di Lintasan MRT Masih Dievakuasi

Besi Ribar yang Jatuh di Lintasan MRT Masih Dievakuasi

Megapolitan
BNNP DKI Jakarta Musnahkan 3.449,7 Gram Barang Bukti Narkotika

BNNP DKI Jakarta Musnahkan 3.449,7 Gram Barang Bukti Narkotika

Megapolitan
Polisi: Besi Ribar yang Jatuh Mengenai Gerbong Kereta MRT

Polisi: Besi Ribar yang Jatuh Mengenai Gerbong Kereta MRT

Megapolitan
Menantu di Jakbar Diduga Aniaya Mertuanya karena Permasalahan Pembayaran Gaji ART

Menantu di Jakbar Diduga Aniaya Mertuanya karena Permasalahan Pembayaran Gaji ART

Megapolitan
Bandar Narkoba di Pondok Aren Diduga Masih Dalam Pengaruh Sabu Sebelum Tewas Dalam Toren Air

Bandar Narkoba di Pondok Aren Diduga Masih Dalam Pengaruh Sabu Sebelum Tewas Dalam Toren Air

Megapolitan
Operasional MRT Jakarta Dihentikan Sementara, Penumpang yang Sudah “Tap In” Bisa Minta Pengembalian Dana

Operasional MRT Jakarta Dihentikan Sementara, Penumpang yang Sudah “Tap In” Bisa Minta Pengembalian Dana

Megapolitan
Fasilitas Publik di Jaktim Sudah Baik, tapi Masih Perlu Pembenahan

Fasilitas Publik di Jaktim Sudah Baik, tapi Masih Perlu Pembenahan

Megapolitan
MRT Jakarta Pastikan Tidak Ada Korban Insiden Jatuhnya Besi Ribar ke Jalur Kereta

MRT Jakarta Pastikan Tidak Ada Korban Insiden Jatuhnya Besi Ribar ke Jalur Kereta

Megapolitan
KPU Tidak Persoalkan Pemasangan Spanduk hingga Baliho Bacawalkot Bogor Sebelum Masuk Masa Kampanye

KPU Tidak Persoalkan Pemasangan Spanduk hingga Baliho Bacawalkot Bogor Sebelum Masuk Masa Kampanye

Megapolitan
Kaesang Digadang Jadi Cawagub Jakarta, Pengamat: Sekelas Ketua Umum dan Anak Presiden Minimal Cagub

Kaesang Digadang Jadi Cawagub Jakarta, Pengamat: Sekelas Ketua Umum dan Anak Presiden Minimal Cagub

Megapolitan
Penahanan Ditangguhkan, Eks Warga Kampung Bayam Kena Wajib Lapor

Penahanan Ditangguhkan, Eks Warga Kampung Bayam Kena Wajib Lapor

Megapolitan
Warga Dengar Suara Dentuman dan Percikan Api Saat Besi Crane Timpa Jalur MRT

Warga Dengar Suara Dentuman dan Percikan Api Saat Besi Crane Timpa Jalur MRT

Megapolitan
Pemprov DKI Bangun Saluran 'Jacking' untuk Atasi Genangan di Jalan Ciledug Raya

Pemprov DKI Bangun Saluran "Jacking" untuk Atasi Genangan di Jalan Ciledug Raya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com