"Ketika bantuan datang, ada warga yang telepon, 'Woi kemari nih ada bantuan', banyak yang datang lagi, kan begitu," papar Agus.
"Ya kan kami mau bagaimana, kalau memang dari sananya adanya seukuran itu kami hanya bisa mengakali saja," tambah dia.
Agus berharap pendataan untuk para pengungsi bisa lebih baik lagi ke depannya sehingga bantuan makanan bisa tersampaikan ke warga yang lebih membutuhkan.
Baca juga: Dikunjungi Lurah hingga Wali Kota, Korban Banjir di Tegal Alur: Bawa Bantuan tapi Enggak Diturunin
Nina (50), warga RW 03 Tegal Alur, mengaku hanya dapat bantuan satu nasi boks per kartu keluarga awalnya.
Padahal, Nina sudah mengungsi di Rusun Lokbin Tegal Alur sejak Jumat (22/3/2024). Bantuan nasi boks untuk satu KK baru sampai Jumat malam.
Karena bantuan kurang, ia terpaksa harus mengalah kepada anak dan cucunya. Dia harus menahan lapar sampai Sabtu (23/3/2024) siang.
"Ada mahasiswa datang kemarin siang, saya ditanya 'ibu kenapa', saya jawab 'saya lapar dek'. Ia bilang mau mengadukan ke pemerintah," ucap Nina.
Tak lama setelah mahasiswa itu datang, bantuan makanan satu boks nasi per KK itu datang lagi pada Sabtu malam.
Tak hanya itu, bantuan sabun, selimut, bantal, dan karpet juga didapat oleh para pengungsi banjir di rusun ini.
"Kalau tidak ada mahasiswa itu, saya mungkin sudah kelaparan lagi sekarang. Saya terima kasih sekali," kata Nina.
Hingga Minggu sore, Nina masih mengungsi lantaran genangan air di rumahnya masih tinggi.
Selain itu, Nina dan keluarganya belum tahu bagaimana mereka bisa makan malam ini.
"Saya masih harus mengungsi di sini hingga esok pagi kayaknya. Alhamdulillah rusun ini memperbolehkan menginap," papar ia.
Baca juga: Bantuan Makanan untuk Pengungsi Sempat Terhambat, Lurah Tegal Alur: Aksesnya Sulit, Semua Banjir
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.