Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Dakwah Habib Husein Al-Aydrus, Pemuka Agama yang Dimakamkan di Masjid Luar Batang

Kompas.com - 26/03/2024, 19:43 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Makam Habib Husein Bin Abubakar Al-Aydrus yang berada di Masjid Luar Batang, Jakarta Utara (Jakut) sampai saat ini masih ramai dikunjungi para peziarah.

Berdasarkan sejarahnya, Habib Husein merupakan penyiar Islam yang telah melakukan perjalanan panjang sampai akhirnya dimakamkan di Masjid Luar Batang.

Menurut sekertaris masjid Luar Batang, Masur Amin atau akrab disapa Daeng Mansur, Habib Husein lahir di Hadramaut, Yaman. Semasa kecilnya, Habib Husein memperdalam agama Islam melalui guru yang bernama Habib Abdullah Bin Alwi Al-Hadad.

Habib Abdullah merupakan seorang ulama besar yang menekuni bidang fikih dan aqidah asy’ariyah sampai akhirnya, membuat kitab Ratib Al-Haddad. Namun, setelah cukup lama belajar, sang guru pun meninggal dunia.

Baca juga: Di Balik Nama Masjid Keramat Luar Batang, Ada Kisah Hilangnya Jenazah Habib Husein

Sejak sang guru meninggal dunia, Habib Husein bertekad untuk tetap berdakwah.

“Setelah belajar cukup lama, dan sang guru tadi wafat pada akhirnya beliau memutuskan untuk berdakwah,” tutur Daeng Mansur ketika diwawancarai oleh Kompas.com, Selasa (19/3/2024).

Berdasarkan literatur yang dibaca oleh Daeng Mansur, Habib Husein memutuskan untuk berdakwah sejak berusia 20 tahun.

“Saya pernah baca sebuah literatur, dalam tradisi Arab Kuno itu orang belajar ilmu agama tidak sebentar, karena belajar tentang adab aja bisa 10 tahun paling singkat lima tahun. Misalnya, beliau belajar ke gurunya pada saat lima tahun ditambah 15 tahun (masa belajar) berarti umur beliau pada saat itu sudah usia 20 tahun saat gurunya wafat,” sambungnya.

Saat umur 20 tahun tersebut lah, Habib Husein memantapkan Batavia (Jakarta) sebagai kota tujuan utamanya untuk berdakwah.

Menuju Batavia

Berdasarkan catatan sejarah dari mulut ke mulut dan beberapa literatur yang dibaca, Daeng Mansur mengungkapkan, perjalanan dakwah Habib Husein ke Batavia tidak semudah yang dibayangkan karena harus melalui Jalur Sutera.

Jalur Sutera adalah jalur pedagangan internasional kuno dari peradaban China yang menghubungkan wilayah barat dan timur yang berujung di India.

“Tapi kan pada zaman itu, untuk menuju Batavia enggak kayak sekarang bisa naik pesawat terbang. Tapi, waktu itu beliau harus melalui Jalur Sutera, di mana ujungnya itu di India dan mampir dulu di Guzarat, tepatnya di kota Surati,” jelasnya.

Singgah di Kota Surati

Setibanya Habib Husein di India, ternyata saat itu kota Surati tengah dilanda bencana kekeringan yang berkepanjangan, sehingga membuat pertanian mengalami keterpurukan.

Selain itu, banyak warga di kota Surati terinfeksi penyakit menular yang begitu menyiksa.

Baca juga: Sosok Habib Hasan bin Jafar Assegaf di Mata Muridnya: Penggerak Hati Anak Muda untuk Berbuat Kebaikan

Melihat kondisi tersebut, membuat Habib Husein tak tinggal diam, ia memiliki inisiasi untuk menggali sumur di kota Surati.

Setelah itu, Habib Husein juga meminta warga di kota Surati membangun kolam di sekitar sumur yang telah dibangun.

Selesai pembangunan sumur dan kolam, Habib Husein pun bermunajat kepada Allah. Sampai akhirnya, hujan pun turun di kota tersebut setelah sekian lama.

“Artinya, masa paceklik, masa kekeringan tadi berakhir. Wabah penyakit yang begitu menular pun sirna, Habib menyuruh murid-muridnya untuk mengambil air di sumur tadi dan dituang ke kolam, siapa pun yang berpenyakit menular tadi diperintahkan mandi dari sumur tadi menggunakan gayung,” kata Daeng Mansur.

Setelah mandi dengan air sumur tersebut, masyarakat di kota Surati yang terkena penyakit menular sembuh atas izin Allah.

Namun, sampai saat ini pihak Masjid Luar Batang belum berhasil mengetahui secara jelas titik lokasi sumur tersebut berada.

Baca juga: Berkaca dari Kasus Kalideres, Mengapa Orang Menginginkan Sertifikat Habib?

Akibat peristiwa tersebut pula, Habib Husein sempat ditawari menjadi pemimpin di kota Surati. Namun, ia tetap bulat dengan tujuan awalnya untuk melakukan perjalanan ke Batavia.

Berdasarkan cerita yang diterima, pengelola Masjid Luar Batang memprediksi Habib Husein menghabiskan waktu yang tidak sebentar di kota Surati tersebut.

“Berdasarkan prediksi kami, Habib Husein menghabiskan waktu di India bisa 5-10 tahunan,” tuturnya.

Melanjutkan perjalanan ke Aceh

Setelah singgah di kota Surati selama bertahun-tahun, Habib Husein melanjutkan perjalanannya ke Indonesia. Kota Aceh menjadi persinggahan pertamanya saat itu.

Daeng Mansur juga meyakini, Habib Husein menghabiskan waktu yang tidak sebentar saat singgah di Aceh.

“Pada zaman itu, pelabuhan-pelabuhan Nusantara yang besar cuma dikit kan, seperti tadi di Aceh, kemudian di Sriwijaya, Banten, Cirebon, Semarang, dan Makassar,” tegasnya.

Perjalanan menuju Palembang

Daeng Mansur kembali menjelaskan, setelah singgah di Aceh dan berdakwah, Habib Husein pun melanjutkan perjalanannya ke Palembang.

Di sana lah, sang Habib bertemu dengan Habib Hasan Bin Muhammad Al-Haddad atau kini lebih dikenal sebagai Mbah Priok.

Mbah Priok merupakan seorang pedagang. Saat itu, Mbah Priok bernazar jika bisnisnya kembali jaya maka ia akan berkunjung ke masjid Luar Batang bertemu dengan Habin Husein.

Namun, saat sedang melaksanakan nazarnya tersebut dan menuju ke Luar Batang, Mbah Priok terkena musibah.

Kapal yang ia tumpangi terkena ombak dan membuatnya meninggal dunia sebelum sempat berkunjung ke Luar Batang.

“Habib Husein di Palembang tentu saja tidak sebentar, karena Mbah Priok kenal dekat dan artinya sudah cukup lama di situ,” imbuh Daeng Mansur.

Perjalanan menuju Banten

Setelah Palembang, kota yang menjadi persinggahan Habib Husein selanjutnya adalah Banten, Jawa Barat. Berdasarkan yang Daeng Mansur ketahui, sang Habib menghabiskan waktu selama 10 tahun di Banten.

Banyak pula cerita yang beredar, saat di Banten, Habib Husein dikabarkan menikah dan kemudian wafat di usia muda. Namun, menurut Daeng Mansur, sampai saat ini cerita tersebut belum dapat dibuktikan.

Pasalnya, selama melakukan perjalanan dari Yaman sampai ke Banten, Habib Husein diprediksi sudah menghabiskan waktu selama puluhan tahun dan datang ke masjid Luar Batang dengan usia yang tak lagi muda.

Berkeliling Pulau Jawa

Setelah singgah di Banten, Habib Husein tidak langsung melanjutkan perjalanan ke Sunda Kelapa di Batavia.

“Setelah ke Banten beliau melanjutkan perjalanannya, kalau dipikir pakai akal sehat, dari Banten ke Sunda Kelapa lebih dekat dong? Tapi, dia enggak ke sini, dia malah ke Jawa Tengah,” tutur Daeng Mansur.

Daeng Mansur juga mengungkapkan, dalam sebuah buku berjudul ‘Masjid-masjid Tua’ karangan Adolf Heuken, dikatakan bahwa Habib Husein adalah seorang pensiar Islam yang termasyur di pesisir utara Jawa, karena perjalanan beliau dari Banten sampai Jawa Timur.

Baca juga: Tentang Lontong, Ada Riwayat Syiar Islam di Indonesia

Karena dalam perjalanannya, Habib Husein tidak ke Jawa Tengah saja. Namun, juga berusaha mensiarkan agama Islam ke daerah Jawa Timur.

Setelah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk berdakwah di pesisir Jawa, Habib Husein sempat singgah di Cirebon sebelum akhirnya, memutuskan untuk tinggal di Luar Batang Jakarta Utara.

Berdasarkan perjalanan panjangnya, Habib Husein diprediksi memasuki kawasan Luar Batang pada tahun 1732.

Saat itu, masjid Luar Batang sudah berdiri dengan nama Masjid An-Nur.

Menurut keterangan Daeng Mansur, setibanya di Luar Batang, Habib Husein tinggal bersama sang murid yang bernama Ne Bok Seng atau Haji Abdul Kadir yang kini makamnya berada di samping makam sang Habib di Masjid Luar Batang.

Saat itu, rumah Ne Bok Seng berada persis di samping masjid An-Nur.

“Di saat Habib Husein belum sampai ke Nusantara Islam sudah ada, karena ada yang bilang Islam ada pada abad ke-20,” kata Daeng Mansur.

Setelah melakukan perjalanan berdakwah yang cukup panjang, Habib Husein pun wafat di kawasan Luar Batang pada tahun 1756.

Karena perannya yang begitu besar untuk agama Islam, sampai detik ini makam Habib Husein selalu ramai peziarah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Megapolitan
Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Megapolitan
Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Megapolitan
Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Megapolitan
Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Megapolitan
UU DKJ Amanatkan 5 Persen APBD untuk Kelurahan, Heru Budi Singgung Penanganan TBC

UU DKJ Amanatkan 5 Persen APBD untuk Kelurahan, Heru Budi Singgung Penanganan TBC

Megapolitan
Pria 50 Tahun Diiming-imingi Rp 1,8 Juta untuk Edarkan Narkoba di Jaksel

Pria 50 Tahun Diiming-imingi Rp 1,8 Juta untuk Edarkan Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Polisi Temukan 488 Gram Sabu Saat Gerebek Rumah Kos di Jaksel

Polisi Temukan 488 Gram Sabu Saat Gerebek Rumah Kos di Jaksel

Megapolitan
KPU: Mantan Gubernur Tak Bisa Maju Jadi Cawagub di Daerah yang Sama pada Pilkada 2024

KPU: Mantan Gubernur Tak Bisa Maju Jadi Cawagub di Daerah yang Sama pada Pilkada 2024

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

Megapolitan
Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Megapolitan
Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com