JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono atau akrab disapa AHY menemui Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
AHY yang didampingi pejabat ATR/BPN, bertemu Heru Budi bersama anak buahnya di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta pada Selasa (2/4/2024) siang.
Dalam pertemuan AHY dan Heru Budi itu, terdapat juga momen-momen menarik. Bukan saja soal kerja sama, tetapi mereka saling mengungkapkan curahan hati (curhat).
Agenda pertemuan AHY dan Heru Budi itu yakni mendeklarasikan wilayah Jakarta Selatan (Jaksel) menjadi kota dengan status lengkap soal pemetaan tanah.
"Deklarasi kota administrasi Jakarta Selatan sebagai kota lengkap. Status lengkap artinya semua area bidang tanah yang ada di kota itu sudah terdata dan terpetakan," ujar AHY.
Deklarasi wilayah Jakarta Selatan sebagai kota lengkap soal pemetaan dan sertifikasi tanah menambah daftar daerah sebelumnya ditetapkan dengan status yang sama yakni Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Pusat.
Baca juga: AHY Temui Heru Budi, Deklarasikan Jaksel sebagai Kota Berstatus Lengkap Pemetaan Bidang Tanah
"Bukan hanya itu, tapi ini adalah kota ke-15 seluruh Indonesia di mana tahun 2024 ini kita ingin mengejar hingga 104 kita se-Kabupaten di Indonesia dengan status lengkap," ucap AHY.
Deklarasi dengan status lengkap soal pemetaan bidang tanah yang sudah terdata ini disebut merupakan langkah penting dalam urusan pertanahan dan tata ruang kota.
"Ini penting ini sebuah langkah yang mendasar karena sebelum bisa menyelesaikan sejumlah permasalahan dalam urusan pertanahan dan juga tata ruang, tentu kita ingin secara administrasi secara parsial ini sudah terpetakan dengan baik," kata AHY.
"Setelah itu baru runut satu per satu. Mana yang perlu penanganan jika ada tumpang tindih antara satu tanah dengan tanah yang lain. Apakah itu milik warga, milik pemerintah, milik swasta, termasuk jika berbenturan antara elemen," imbuh AHY.
Dalam pemaparan program ATR/BPN, AHY juga mengenang masa saat dirinya mengikuti Pemilihan Gubernur (Pilgub) pada 2017 di depan Heru Budi dan pejabat lain yang hadir.
"Saya boleh sedikit nostalgia perjalanannya. DKI Jakarta ini spesial bagi saya pribadi karena perjuangan saya pertama kali di dunia politik, di sebuah kancah pilkada rasa pilpres," ujar AHY.
Menurut AHY, wilayah Jakarta menjadi daya tarik dari sisi ekonomi dan bisnis. Bahkan, itu yang menjadi daya tarik AHY untuk mencoba mengabdi melalui Pilgub tujuh tahun lalu.
"Ketika itu saya terpanggil, banyak juga yang tanya, ada urusan apa seorang perwira relatif masih muda, TNI, pangkat mayor kok berani beraninya turun ke panggung politik Pilgub DKI Jakarta," ucap AHY.
Baca juga: Kenang Momen Nyagub Saat Pilkada DKI 2017 di Depan Heru Budi, AHY: Bukan Kode...
Pernyataan AHY itu pun mengundang senyum para tamu undangan yang hadir. Ia kemudian melanjutkan pernyataan di depan Heru Budi soal alasannya terjun ke dunia politik di DKI Jakarta.
"Tentu itu panggilan sejarah yang tidak bisa dirasionalisasi secara penuh. saya merasa terpanggil untuk melanjutkan pengabdian di dunia politik kemasyarakatan, pemerintahan tentunya. ketika itu saya rasa cita-cita sama pak Gubernur, ingin melihat Jakarta semakin maju kotanya," kata AHY.
"Dan memang ketika itu saya coba pahami berbagai karakter kota metropolitan yang begitu dinamis yang masuk secara langsung, tadi pak Gubernur tunjukkan foto blusukan, dulu kita melakukan serupa di 44 kecamatan," imbuh dia.
Namun AHY membantahnya saat dikonfirmasi apakah momen mengenang soal Pilgub merupakan kode untuk maju kembali dalam kontestasi politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
"Bukan kode atau kemana gitu. Tadi itu lagi nostalgia. Karena kan tadi Pak Pj Gubernur menampilkan foto-foto blusukan, masuk ke gang-gang, kemudian menyapa rakyat di tengah," kata AHY.
"Saya throwback, nostalgia. Dalam arti, dulu juga menyusuri itu, melihat secara langsung, berdialog dengan rakyat di 44 kecamatan. Masuk ke gang-gang," imbuh AHY.
Menurut AHY, foto-foto perkampungan yang ditampilkan oleh Heru Budi saat blusukan itu yang juga menjadi target dalam pembenahan agar menambah kota berstatus lengkap soal pemetaan tanah.
"Dalam kapasitas saya sebagai menteri ATR dan BPN tentu ingin juga berkontribusi agar permasalahan yang dulu saya lihat secara langsung itu bisa kita carikan solusinya bersama-sama," ucap AHY.
Heru Budi juga menyampaikan curhat kepada AHY mengenai bebannya mengemban jabatan saat ini. Menurutnya, beban menjadi penjabat Gubernur DKI lebih berat.
"Kalau di DKI itu bebannya berat, Pak. Inflasi sedikit Pj Gubernur disorot. Menyumbang 27 persen inflasi (dari nasional)," kata Heru Budi dalam sambutan.
Bukan hanya itu, Heru Budi juga bercerita soal banjir di Jakarta yang membuat Pj Gubernur selalu menjadi sasaran warga.
Baca juga: Heru Budi Curhat ke AHY di Balai Kota: Beban di DKI Berat, Pak...
Padahal, menurut eks Wali Kota Jakarta Utara itu, banjir dapat surut dalam waktu yang cepat. Namun, tetap viral dengan narasi negatif.
"Banjir semata kaki, ribut. Padahal cepat surut," kata Heru.
Namun, Heru menanggapi itu dengan santai. Menurut dia, informasi banjir yang viral menjadi bukti masih banyak orang peduli dengan DKI.
"Itu beban-beban yang saya senang saja, berarti yang memviralkan itu adalah yang sayang dengan pemda DKI," ucap Heru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.