BEKASI, KOMPAS.com - Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah, lapak-lapak penyedia jasa penukaran uang baru mulai banyak terlihat di Jalan KH Noer Ali, Kalimalang, Kota Bekasi.
Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Rabu (3/4/2024), setidaknya hampir ada 10 lapak jasa tukar uang baru yang berjejer di pinggir jalan.
Panas terik matahari serta debu dari kendaraan yang melintas tampak tak jadi masalah bagi para penyedia jasa tukar uang.
Mereka membawa kursi atau meja kecil yang bertuliskan "Tukar Uang Baru". Jasa tukar uang baru ini menawarkan uang kertas dalam pecahan yang beragam.
Pengemudi taksi online berinisial A (41) memilih banting setir menjadi penyedia jasa penukaran uang di pinggir Jalan KH Noer Ali untuk sementara waktu.
Dua minggu menjelang Idul Fitri 1445 H, A bersama sang istri membuka lapak untuk masyarakat yang ingin menukar uang baru.
"Saya juga (sopir) Grab mobil, saya enggak nge-Grab dulu dua minggu ini karena ini penghasilannya lebih gede daripada nge-Grab," ujar A saat diwawancarai di lokasi, Rabu (3/4/2024).
Dalam dua minggu, A bisa membawa pulang uang Rp 10 juta. Penghasilan yang menjanjikan ini membuat A rela berhenti sementara sebagai sopir taksi online.
"Iya ada kurang lebih segitu (Rp 10 juta) dalam dua minggu, makanya sekarang saya nge-Grab setop dulu. Cuma harus hati-hati, karena bisa aturan untung jadi buntung," jelasnya.
Baca juga: SPBU Juga Jadi Tempat Tukar Uang Receh Jelang Lebaran
Menjadi penyedia jasa tukar uang sudah dilakukan A kurang lebih selama 15 tahun. Lapak jasa penukaran uangnya berada di depan supermarket Super Indo Kalimalang.
Pria berinisial E (35) juga melakoni pekerjaan yang sama dengan A. Keduanya mengambil uang baru kepada sosok yang disebut sebagai "Bos".
A menyebutkan bahwa "Bosnya" bermarkas di Mangga Besar. Namun ia enggan menceritakan lebih detail.
A hanya mengatakan, Bosnya memiliki sisa uang baru dari tahun lalu yang kini uang tersebut dijajakan oleh A dan E.
"Kalau saya dengar dia punya deposit di BI (Bank Indonesia). Jadi kalau deposit ada perjanjiannya, misal sebulan sebelum Lebaran saya tarik uang sekian miliar. Nah itu lah kita beli (uang kertas baru)," jelas A.
Hal senada juga diucapkan E yang juga mengaku mendapatkan uang dari Bos. E mengatakan, identitas Bosnya tidak bisa dibongkar.
Baca juga: Penjual Jasa Tukar Uang Baru di Kalimalang Mengaku Bisa Habiskan Rp 100 Juta dalam 2 Minggu
"Kalau (markas) bosnya sih ya jauh. Enggak berani nyebutin. Di sini satu bos semua, daerahnya sama. Kalau nyebutin nama bosnya kita enggak berani," ucap E.
Punya bos yang sama, A dan E bisa melayani penukaran uang mulai dari 10 lembar per pecahan. Namun, ada biaya yang dikenakan setiap penukaran.
Setiap pelanggan yang ingin menukar Rp 1 juta harus membayar biaya jasa Rp 150.000 atau sebesar 15 persen.
Sejauh ini, masyarakat yang menukar masih sepi dibandingkan tahun lalu pada waktu yang sama.
"Tahun ini sepi sih, habis pemilu sepi. Lebih ramai tahun lalu, kayaknya karena naik harga (biaya tukar) 15 persen," ucap A.
Mereka menduga hal itu terjadi karena adanya kenaikan harga atau biaya penukaran uang dari yang sebelumnya hanya 10 persen.
Baca juga: Biaya Naik Jadi 15 Persen, Penyedia Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Kalimalang Omzetnya Turun
"Tahun ini agak sepi sih karena harga barang naik. jadi peminatnya juga berkurang karena tahun kemarin masih 10 persen, tahun ini 15 persen jadi peminatnya kurang," tutur E.
E mengatakan, setiap ada yang menanyakan biaya jasa, pelanggan tersebut mengurungkan niat untuk menukar karena mereka merasa biayanya kemahalan.
"Kalau kita bilang 15 persen langsung kabur, kaget gitu, karena tahun kemarin masih 10 persen. Tadi ada yang mau tukar, tapi maunya 10 persen, harga tahun lalu," ujar E.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.