JAKARTA, KOMPAS.com - Sekelompok remaja yang meresahkan tak henti-hentinya membuat onar di Ibu Kota meski sudah memasuki pengujung bulan puasa tahun ini.
Pola kericuhan mereka nyaris seragam, yakni berkonvoi sambil membawa benda petasan dan kembang api pada saat menjelang sahur ataupun berbuka puasa.
Intensitas keributan yang dilakuka kelompok remaja ini meningkat di pengujung Ramadhan ini. Hal ini terlihat dari ratusan remaja yang ditangkap kepolisian dalam beberapa hari berturut-turut.
Baca juga: Saat Muda-mudi Meresahkan Bikin Onar di Ibu Kota, Tak Kenal Waktu meski Sudah Dekat Lebaran
Teranyar, polisi menangkap 71 remaja yang berkonvoi meresahkan dengan membawa petasan, hand flare, dan bendera di wilayah Jakarta Barat.
Sosiolog Universitas Negeri Jakarta, Rakhmat Hidayat, menilai keributan yang berkedok sahur on the road maupun takjil on the road keduanya sama-sama berbahaya.
Kelompok remaja itu memanfaatkan Ramadhan menunjukkan eksistensi mereka. Baik sahur atau berbagi takjil dinilai bukan bagian dari bentuk kepedulian sosial mereka.
"Mereka sebetulnya sedang berkompetisi untuk mendapatkan pengaruh ataupun eksistensi dalam pergaulan mereka," ucap Rakhmat kepada Kompas.com, Senin (8/4/2024).
Bagi mereka, kata Rakhmat, tawuran di bulan lain adalah hal biasa. Sementara Ramadhan merupakan momen tahunan.
Baca juga: Remaja yang Konvoi di Kembangan Tembak Petasan ke Mobil hingga Terbakar
Untuk itu, Rakhmat menilai, Ramadhan dinilai jadi waktu yang tepat untuk mendapat perhatian karena momennya hanya datang setahun sekali.
"Mereka juga bisa memanfaatkan momen tahunan ini untuk menyisipkan agenda terselubung," ucap Rakhmat.
Dalam kamflasenya berbagi makanan atau takjil, mereka dinilai bisa dengan mudah menyisipkan konvoi provokatif, memamerkan knalpot bising, atau bahkan petasan.
"Itu berbahaya karena bisa menjurus ke kriminalitas. Nah, ini yang perlu dipahami, ada sisi menunjukkan eksistensi, ada yang ingin menunjukkan kepedulian. Dalam hal ini, polisi mesti responsif," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.