JAKARTA, KOMPAS.com - Warga yang bekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa meminta pemerintah segera membenahi berbagai permasalahan yang ada di pelabuhan ini.
Ada beberapa permasalahan yang dikeluhkan warga, mulai dari banjir rob yang tak kunjung usai hingga tanggul darurat yang sudah mulai rusak dan mengganggu pemandangan pelabuhan.
Salah seorang pengemudi sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa bernama Lupi (60) meminta kepada pemerintah segera memperbaiki pelabuhan ini agar lebih tertata dan bersih.
Baca juga: Banjir Rob Dinilai Sebabkan Pelabuhan Sunda Kelapa Sepi Wisatawan
"Minta diperbaikin pelabuhan, supaya bagus, supaya banyak pengunjung, agar kita bisa mendapatkan penumpang juga," ujar Lupi ketika diwawancarai oleh Kompas.com di lokasi, Rabu (17/4/2024).
Pasalnya, Lupi mengaku sudah empat hari tidak mendapatkan penumpang karena minim wisatawan yang datang.
Padahal, menurut Lupi, dulu banyak sekali turis yang datang ke pelabuhan ini untuk berwisata sekaligus mencoba naik sampan miliknya.
Biaya naik sampan Lupi juga cukup terjangkau, untuk satu kali perjalanan dikenakan biaya sebesar Rp 70.000 untuk warga lokal, sedangkan untuk turis asing sebesar Rp 100.000 per sampan.
Baca juga: Tanggul Geobox di Pelabuhan Sunda Kelapa Banyak yang Rusak, Warga: Becek kayak di Sawah
Satu sampan bisa diisi sebanyak empat orang dengan estimasi perjalanan selama 30 menit.
Senada dengan Lupi, Agus, salah seorang anak buah kapal (ABK) di Pelabuhan Sunda Kelapa, juga mengeluhkan tentang tanggul darurat di pelabuhan ini yang sudah mulai rusak.
Rusaknya tanggul darurat itu membuat kondisi pelabuhan menjadi becek dan kotor.
"Ini tanggul darurat malah bikin kotor dan becek kayak di sawah," tuturnya.
Arif, seorang ABK lainnya, juga mengeluhkan air banjir rob di Pelabuhan Sunda Kelapa yang bau karena bercampur dengan air selokan.
Ia meminta agar pemerintah segera mengatasi banjir rob di pelabuhan ini.
"Cuma minta supaya enggak banjir ajalah, segera dibenahi," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.